Get the Weather Widget widget and many other great free widgets at Widgetbox! Not seeing a widget? (More info) hari esok lebih baik: Juni 2010
BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 21 Juni 2010

Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses belajar mengajar . Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar. Dengan kata lain supaya dapat mengotrol sendiri apakah tugas-tugas mengajar yang dilakukannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar maka guru perlu memahami prinisp-prinsip belajar itu. Pentingnya guru memahami prinsip dari teori belajar menurut Lindgren dalam Toeti Sukamto (1992: 14 ) mempunyai alasan sebagai berikut :
Teori belajar ini membantu guru untuk memahami proses belajar yang terjadi di dalam diri siswa, Dengan kondisi ini guru dapat mengerti kandisi-kondisi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, memperlancar atau menghambat proses belajar; Teori ini memungkinkan guru melakukan prediksi yang cukup akurat tentang hasil yang dapat diharapkan suatu aktifitas belajar; Teori belajar merupakan sumber hipotesis atau dugaan-dugaan tentang proses belajar yang telah diuji kebenarannya melalui experimen dan penelitian. Dengan mempelajari teori belajar pengertian seseorang tentang bagaimana terjadinya proses belajar akan meningkat , Oleh karenanya sangatlah penting bagi seorang guru untuk memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip dari berbagai teori belajar.
Ada banyak teori-teori belajar , setiap teori memiliki konsep atau prinsip sendiri tentang belajar. Berdasarkan perbedaan sudut pandang ini maka teori belajar tersebut dapat dikelompokan. Teori belajar yang terkemuka diabad 20 ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu kelompok teori bahaviorisme dan kelompok teori kognitivisme. (Arif Sukadi,1987)
Menurut kelompok teori behaviorisme, manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang akan memberikan pengalaman-pengalamn belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkahlaku yang terjadi karena adanya stimuli dan respon yang dapat diamati. Menurut teori ini manupulasi lingkungan sangat penting agar dapat diperoleh perubahan tingkah laku yang diharapkan . Teori behaviorisme ini sangat menekankan pada apa yang dapat dilihat yaitu tingkah laku, tidak memperhatikan apa yang terjadi didalam fikiran manusia. Para ahli pendidikan menganjurkan untuk menerapkan prinsip penguatan (reinforcement) untuk mengidentifikasi aspek situasi pendidikan yang penting dan mengatur kondisi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa berhasil mencapai tujuan. Dalam menerapkan teori ini yang terpenting adalah guru harus memahami karakteristik si belajar dan karakteristik lingkungan belajar agat tingkat keberhasilan siswa selama kegiatan pembelajaran dapat diketahui. Tuntutan dari teori ini adalah pentingnya merumuskan tujuan belajar secara jelas dan spesifik supaya mudah dicapai dan diukur.
Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak diterapkan didunia pendidikan meliputi (Hartley & Davies, 1978 dalam Toeti S. 1992:23) :
Proses belajar dapat terjadi dengan baik bila siswa ikut dengan aktif didalamnya
Materi pelajaran disusun dalam urutan yang logis supaya siswa dapat dengan mudah mempelajarinya dan dapat memberikan respon tertentu;
Tiap-tiap respon harus diberi umpan balik secara langsung supaya siswa dapat mengetahui apakah respon yang diberikannya telah benar;
Setiap kali siswa memberikan respon yang benar maka ia perlu diberi penguatan.
Prinsip-prinsip bihaviorisme diatas telah banyak digunakan dan diterapkan dalam berbagai program pendidikan. Misalnya dalam pengajaran berprogram dan prinsip belajar tuntas (mastery learning). Dalam pengajaran berprogram materi pelajaran disajikan dalam bentuk unit-unit terkecil yang mudah dipelajari siswa, bila setiap unit selesai siswa akan mendapatkan umpanbalik secara langsung. Sedangkan dalam mastery learing materi dipecah perunit, dimana siswa tidak dapat pindah keunit di atasnya bila belum menguasai unit yang dibawahnya.
Kelompok teori kognitif beranggapan bahwa belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan perseptual untuk memperoleh pemahaman. Dalam model ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan dan perubahan tingkahlaku sangat dipengaruhi oleh proses berfikir internal yang terjadi selama proses belajar.
Prinsip-prinsip teori kognitifisme; menurut teori kognitivisme, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku. Teori ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dengan kontek situasi secara keseluruhan. Yang termasuk dalam kelompok teori ini adalah teori perkembangan Piaget, teori kognitif Bruner, teori belajar bermakna Ausebel dll.
Teori Perkembangan Piaget
Menurut Piaget perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem syaraf. Dengan bertambahnya umur maka susunan syaraf seseorang akan semakin komplek dan ini memungkinkan kemampuannya meningkat (Traves dalam Toeti 1992:28). Oleh karena itu proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya. Perjenjangan ini bersifat hierarkis yaitu melalui tahap-tahap tertentu sesuai dengan umurnya. Seseorang tidak dapat mempelajari sesuatu diluar kemampuan kognitifnya. Ada empat tahap perkembangan kognitif anak yaitu
Tahap sensorikmotorik yang bersifat internal ( 0-2 tahun)
Tahap preoperasional (2-6 tahun )
Tahap operasional konkrit (6-12 tahun)
Tahap formal yang bersifat internal (12-18 tahun)
Teori kognitif Bruner
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan. Tahap pertama adalah tahap enaktif, dimana siswa melakukan aktifitas-aktifitasnya dalam usahanya memahami lingkungan. Tahap kedua adalah tahap ikonik dimana ia melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Tahap ketiga adalah tahap simbolik, dimana ia mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika dan komunikasi dilkukan dengan pertolongan sistem simbol. Semakin dewasa sistem simbol ini samakin dominan.
Menurut Bruner untuk mengajar sesuatu tidak usah ditunggu sampai anak mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Dengan lain perkataan perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi disesuaikan dengan tingkap perkembangan kognitif mereka. Cara belajar yang terbaik menurut Bruner ini adalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan. (discovery learning)
Teori belajar bermakna menurut Ausubel
Menurut Ausubel belajar haruslah bermakna, dimana materi yang dipelajari diasimilasikan secara non-arbitrari dan berhubungan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Menurut Reilly & Lewis, (1983) ada dua persyaratan untuk membuat materi pelajaran bermakna yaitu
Pilih materi yang secara potensial bermakna lalu diatur sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan masa lalu;
Diberikan dalam situasi belajar yang bermakna;
Prinsip-prinsip teori belajar bermakna Ausebel ini dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar melalui tahap-tahap sebagai berikut :
mengukur kesiapan mahasiswa seperti minat, kemampuan dan struktur kognitifnya melalui tes awal, interview, review , pertanyaan-pertanyaan dan lain-lain tehnik;
memilih materi-materi kunci lalu penyajiannya diatur dimulai dengan contoh-contoh kongkrit dan kontraversial;
mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasi dari materi baru itu;
menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh tentang apa yang harus dipelajari,
memakai advan organizers;
mengajar mahasiswa memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang ada dengan memberikan fokus pada hubungan-hubungan yang ada
Menurut Hartley & Davies (1978), Prinsip-prinsip kognitifisme dari beberapa contoh diatas banyak diterapkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam melaksanakan kegiatan perancangan pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut adalah
Mahasiswa akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu;
Penyusunan materi pelajaran harus dari yang sederhana ke yang rumit. Untuk dapat melakukan tugas dengan baik mahasiswa harus lebih tahu tugas-tugas yang bersifat lebih sederhana;
Belajar dengan memahami lebih baik dari pada menghapal tanpa pengertian. Sesuatu yang baru harus sesuai dengan apa yang telah diketahui siswa sebelumnya. Tugas guru disini adalah menunjukkan hubungan apa yang telah diketahui sebelumnya;
Adanya perbedaan individu pada siswa harus diperhatikan karena faktor ini sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Perbedaan ini meliputi kemampuan intelektual, kepribadian, kebutuhan akan suskses dan lain-lain. (dalam Toeti Soekamto 1992:36)

Prinsip-prinsip (teori) Pembelajaran
Berbeda dengan teori belajar maka teori pembelajaran persifat preskriptif. Teori pembelajaran berusaha merumuskan cara-cara untuk membuat orang dapat belajar dengan baik. Ia tidak semata-mata merupakan penerapan dari teori atau prinsip-prinsip belajar walaupun berhubungan dengan proses belajar.
Dalam teori pembelajaran dibicarakan tentang prinsip-prinsip yang dipakai untuk memecahkan masalah-masalah praktis di dalam pembelajaran dan bagaimana menyelesaikan masalah yang terdapat dalam pembelajaran sehari hari. (Snelbaker,) Teori pembelajaran tidak saja berbicara tentang bagaimana manusia belajar tetapi juga mempertimbangkan hal-hal lain yang mempengaruhi manusia secara psycologis, biografis, antropologis dan sosiologis. Tekanan utama teori ini adalah prosedur yang telah terbukti berhasil meningkatakan kualitas pembelajaran yaitu ;
Belajar merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individu, yang merubah stimuli yang datang dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasil-hasil belajar ini memberikan kemampuan melakukan berbagai penampilan;
Kemampuan yang merupakan hasil belajar ini dapat dikatagorikan sebagai a. bersifat praktis dan teoritis.

Kejadian-kejadian di dalam pembelajaran yang mempengaruhi proses belajar dapat di kelompokkan ke dalam kategori umum, tanpa memperhatikan hasil belajar yang diharapkan. Namun tiap-tiap hasil belajar memerukan adanya kejadian-kejadian khusus untuk dapat terbentuk. (Gagne 1985 : )
Dari uraian di atas tampak bahwa teori pembelajaran merupakan suatu kumpulan prinsip-prinsip yang terintegrasi dan memberikan preskripsi untuk mengatur situasi agar siswa mudah mencapai tujuan belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran dapat diterapkan dalam pembelajaran tatapmuka dikelas maupun tidak seperti pembelajaran jarak jauh, terprogram dll. Teori pembelajaran juga memberi arahan dalam memilih metode pengajaran yang mana yang paling tepat untuk suatu pembelajaran tertentu. Sehubungan dengan itu berdasarkan teori yang mendasarinya yaitu teori psikologi dan teori belajar maka teori pembelajaran ini dapat dibagi ke dalam lima kelompok yaitu
Pendekatan modifikasi tingkahlaku; teori pembelajaran ini menganjurkan agar para guru menerapkan prinsip penguatan (reinforcment) untuk mengidentifikasi aspek situasi pendidikan yang penting dan mengatur kondisi sedemikian rupa yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru sangat penting untuk mengenal karakteristik siswa dan karakteristik situasi belajar sehingga guru dapat mengetahui setiap kemajuan belajar yang diperoleh siswa.
Teori Pembelajaran Konstruk Kognitif; teori ini diturunkan dari prinsip/teori belajar kognitifisme. Menurut teori ini prinsip pembelajaran harus memperhatikan perubahan kondisi internal siswa yang terjadi selama pengalaman belajar diberikan di dikelas. Pengalaman belajar yang diberikan oleh siswa harus bersifat penemuan yang memungkinkan siswa dapat memperoleh informasi dan ketrampilan baru dari pelajaran sebelumnya .(Bruner…)
Teori pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip belajar;
Dari berbagai teori belajar yang ada, Bulgelski (dalam Snelbecer : ) mengidentifikasi beberapa puluh prinsip kemudian dipadatkan menjadi empat prinsip dasar yang dapat diterapkan oleh para guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Ke empat prinsip dasar tersebut adalah
Untuk belajar siswa harus mempunyai perhatian dan responsif terhadap materi yang akan diajarkan. Jadi materi pembelajaran harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian si belajar.
Semua proses belajar memerlukan waktu, dan untuk suatu waktu tertentu hanya dapat dipelajari sejumlah materi yang sangat terbatas.
Di dalam diri orang yang sedang belajar selalu terdapat suatu alat pengatur internal yang dapat mengotron motivasi serta menentukan sejauh mana dan dalam bentuk apa seseorang bertindak dalam suatu situasi tertentu.
Pengetahuan tentang hasil yang diperoleh di dalam proses belajar merupakan faktor penting sebagai pengontrol. Disini ditekankan juga perlunya kesamaan antara situasi belajar dengan pengalaman-pengalaman yang sesuai dengan kehidupan nyata.
Teori Pembelajaran berdasarkan analisis tugas; teori pembelajaran yang ada diperoleh dari berbagai penelitian dilaboratorium dan ini dapat diterapkan dalam situasi persekolahan namun hasil penerapannya tidak selalui memuaskan oleh karena itu sangat penting untuk mengadakan analisis tugas (task analysis) secara sistematis mengenai tugas-tugas pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa, yang kemudian disusun secara hierarkis dan diurutkan sedemikian rupa tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.
Teori Pembelajaran berdasarkan Psikologi Humanistik; teori pembelajaran ini sangat menganggap penting teori pembalajaran dan psikoterapi dari suatu teori belajar. Prinsip yang harus diterapkan adalah bahwa guru harus memperhatikan pengalaman emosional dan karakteristik khusus siswa seperti aktualisasi diri siswa. Dengan memahami hal ini dapat dibuat pilihan-pilihan kearah mana siswa akan berkembang.
Agar belajar bermakna inisiatif siswa harus dimunculkan dengan kata lain siswa harus selalu dilibatkan dalam proses belajar mengajar. Pengajaran yang cocok untuk hal ini adalah dengan pengajaran eksperimental. (Toeti S. 1992:47)
——————————————————————————–
Transfer Belajar (Transfer of Learning)
Istilah Transfer belajar berasal dari bahasa Inggris “Transfer of learning” yang berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari matapelajaran yang satu ke matapelajaran yang lain atau dari kehidupan sehari-hari diluar lingkungan sekolah. Adanya pemindahan atau pengalihan ini menunjukkan bahwa ada hasil belajar yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memahami materi pelajaran yang lain. Hasil belajar yang diperoleh dan dapat dipindahkan tsb. dapat berupa pengetahuan (informasi verbal), kemahiran intelektual, keterampilan motorik atau afektif dll. Bila hasil belajar (pengetahuan) yang terdahulu memperlancar atau membantu proses belajar yang kemudian maka dikatakan telah terjadi ransfer belajar yang disebut transfer positif. Misalnya materi pelajaran biologi memudahkan siswa untuk memahami dan mempelajari materi geografi. Sebaliknya bila pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh lebih dahulu mempersulit proses belajar yang kemudian maka dikatakan telah terjadi transfer belajar negatif.
Sehubungan dengan pentingnya transfer belajar maka guru dalam proses pembelajaran harus membekali si belajar dengan kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya pelu diciptakan kondisi yang memungkinkan transfer belajar positip dapat terjadi.
Apa saja harus diperhatikan seorang guru agar proses transfer belajar berlangsung secara positif ? seorang guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif untuk terjadinya tansfer beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
Kemampuan Asli Si belajar
Keefektifan / kelancaran atau kemudahan transfer banyak dipengaruhi oleh kemampuan awal siswa atau pengetahuan yang lebih dahulu diketahui atau dikuasai. Suatu transfer akan mudah terjadi bila siswa sudah memiliki kemampuan awal yang berhubungan dengan materi tsb. Oleh karenanya untuk memudahkan proses transfer guru perlu mengetahui terlebih dahulu kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan.
Kebermaknaan materi/bidang studi bagi si belajar
Transfer belajar akan terjadi dengan lancar bila siswa merasakan/mengetahui kebermaknaan materi yang dipelajari bagi dirinya atau kehidupannya. Adanya makna/arti terhadap materi yang dipelajari akan menjadi pendorong bagi siswa untuk mempelajari materi tsb. Kebermaknaan ini pun akan memperlancar proses transfer.
Cara Mengajar
Transfer akan mudah terjadi bila penyajian materi dilakukan guru dengan menarik dan menggunakan berbagai matode yang bervariasi sehingga menarik dan meninggalkan kesan yang positif bagi siswa. Cara mengajar ini berhubungan dengan kemampuan guru untuk mengkaitkan materi pelajaran dengan kondisi / keadaan siswa yang dapat memotivasi siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Apa ada hubungan antara transfer belajar dengan pengembangan kurikulum ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada beberapa pandangan mengenai hakekat belajar dan apa konsekwensinya terhadap pengembangan kurikulum di sekolah.
Teori Generalisai
Menurut teori ini transfer belajar lebih berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menangkap struktur pokok, pola dan prinsip umum. Bila seorang siswa mampu menangkap konsep, kaidah dan prinsip untuk memecahkan persoalan maka siswa itu mempunyai bekal yang dapat ditransferkan ke bidang-bidang lain diluar bidang studi dimana konsepo, kaidah dan prinsip itu mula-mula diperoleh. Maka siswa itu dikatakan mampu mengadakan “generalisasi” yaitu mampu menangkap ciri-ciri atau sifat-sifat umum yang terdapat dalam sejumlah hal yang khusus. Generalisasi semacam itu sudah terjadi bila siswa membentuk konsep, kaidah, prinsip dan siasat-siasat pemecahan problem. Jadi kesamaan antara dua bidang studi tsb. tidak terdapat dalam unsur-unsur khusus melainkan dalam pola, dalam struktur dasar dan dalam prinsip.
Teori elemen identik
Pandangan ini dipelapori oleh Edwar Thorndike yang mengatakan bahwa transfer belajar dari satu bidang studi ke bidang studi yang lain atau dari pengalaman hidup sehari-hari terjadi berdasarakan adanya unsur-unsur yang sama (identik) dalam kedua bidang studi itu. Makin banyak unsur yang sama maka akan semakin besar terjadinya transfer belajar. Dengan kata lain terjadinya transfer belajar sangat tergantung dari banyak sedikitnya kesamaan unsur-unsur. Misalnya antara bidang studi aljabar dan ilmu ukur dll.
Menurut teori ini hakekat transfer belajar adalah pengalihan dari penguasaan suatu unsur tertentu pada bidang studi yang lain, makin banyak adanya unsur-unsur yang sama akan semakin besar terjadinya transfer belajar positip.
Sementara itu Gagne seorang ahli psikologi pendidikan mengatakan bahwa transfer dapat digolongkan dalam empat kategori yaitu transfer positip, transfer negatif, transfer vertikal dan transfer lateran.
Transfer positip dapat terjadi dalam diri seseorang apabila guru membantu si belajar untuk belajar dalam situasi tertentu dan akan memudahkan siswa untuk belajar dalam situasi-situasi lainnya. Transfer positif mempunyai pengaruh yang baik bagi siswa untuk mempelajari materi yang lain.
Transfer negatif dialami seseorang apabila si belajar dalam situasi tertentu memiliki pengaruh merusak terhadap ketrampilan/pengetahuan yang dipelajari dalam situasi yang lain. Sehubungan dengan ini guru berupaya untuk menyadari dan menghindarkan siswa-siswanya dari situasi belajar tertentu yang dapat berpengaruh negatif terhadap kegiatan belajar dimasa depan.
Transfer vertikal (tegak); terjadi dalam diri seseorang apabila pelajaran yang telah dipelajari dalam situasi tertentu membantu siswa tsb. dalam menguasai pengetahuan atau ketrampilan yang lebih tinggi atau rumit. Misalnya dengan menguasai materi tentang pembagian atau perkalian maka siswa akan lebih mudah mempelajari materi tentang pangkat. Agar memperoleh transfer vertikal ini guru dianjurkan untuk menjelaskan kepada siswa secara eksplisit mengenai manfaat materi yang diajarkan dan hubungannya dengan materi yang lain. Dengan mengetahui manfaat dari materi yang akan dipelajari dengan materi lain yang akan dipelajari dikelas yang lebih tinggi diharapkan ia akan mengikuti pelajaran ini dengan lebih serius.
Transfer lateral (ke arah samping) terjadi pada siswa bila ia mampu menggunakan materi yang telah dipelajari untuk mempelajari materi yang memiliki tingkat kesulitan yang sama dalam situasi lain. Dalam hal ini perubahan waktu dan tempat tidak mempengaruhi mutu hasil belajar siswa. Misalnya siswa telah mempelajari materi tentang tambahan, dengan menguasai materi tambahan maka siswa akan lebih mudah mempelajari materi yang lebih tinggi tingkat kesilitannya misalnya materi tentang pembagian. Contoh lainnya seorang siswa STM telah mempelajari tentang mesin, maka ia akan dengan mudah mempelajari teknologi mesin lain yang memiliki elemen dan tingkat kerumitan yang hampir sama.
Prinsip-prinsip Mengaktifkan Siswa Belajar
Salah satu tugas seorang guru adalah membimbing, mengarahkan siswa untuk aktif belajar. Dengan demikian seorang guru perlu mengetahui bagaimana cara mengaktifkan siswa untuk belajar yaitu dengan cara menciptakan kondisi yang merangsang, menantang daya pikir dan cipta si belajar sehingga ia aktif dalam merespon pelajaran. Menurut para ahli psikologi belajar ada beberapa prinsip yang dapat diterapkan untuk mengaktifkan siswa belajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
Motivasi
Motiv adalah daya yang dimiliki seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuaktu. Seorang guru perlu mengetahui apa yang menjadi pendorong siswanya dalam belajar atau melakukan sesuatu, hal ini sesuai dengan peran seorang guru yaitu sebagai motivator, agar senantiasa membangkitkan dan meningkatkan motiv positif untuk belajar. Ada dua motivasi yaitu motiv yang muncul dari dalam diri anak disebut motivasi intrinsik dan motiv dari luar diri si belajar (motivasi ekstrinsik). Motiv dari dalam dapat dilakukan dengan menggairahkan perasaan ingin tahu anak, mencoba-coba, keinginan untuk berhasil. Motivasi dari luar dapat dilakukan dengan memberikan ganjaran melalui pemberian pujian, atau hukuman dll. Motivasi intrinsik senantiasa untuk ditumbuhkan dalam diri siswa.
Latar dan konteks
Agar pemahaman si belajar meningkat dan terarah, maka materi pelajaran yang diberikan harus saling berkait sesauai dengan konteknya. Untuk itu pada setiap pembelajaran guru perlu mengetahui terlebih dahulu tingkat pengetahuan, ketrampilan,dan pengalaman yang telah dimiliki siswa. Agar materi yang dipelajari siswa bermakna dan mempunyai kesan dalam kehidupannya maka pada setiap pembelajaran materi yang akan diajarakan harus dikaitkan dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya. Dengan cara ini anak akan mudah menguasai pelajaran yang baru.
Keterarahan atau Fokus
Agar proses pembelajaran berjalan terarah, terfokus dan lancar, pada setiap akan mengajar perlu dibuat perencanaan yang matang. Perencanaan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai atau masalah apa yang akan dipecahkan dan bagimana cara memecahkannya. Misalnya akan mengajarkan tentang “manfaat udara dalam kehidupan manusia” maka fokus pengajaran adalah tentang Udara, meliputi : pengertian udara, dimana terdapat udara, manfaat udara bagi kehidupan manusia, hewan dll. Upayakan pembahasan tidak dimonopoli oleh guru, lakukan secara interaktif antara guru dan siswa. Mintalah pendapat siswa untuk menjawab hal tersebut menurut pengetahuan dan penghalamannya.
Hubungan sosial atau sosialisasi
Kerjasama guru dan siswa atau antara siswa dan keaktifan siswa dalam PBM sudah harus disiapkan pada saat membuat rencana pembelajaran. Siswa perlu dilatih untuk belajar bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Belajar sambil Bekerja
Pada dasarnya anak-anak menyukai belajar sambil bekerja atau melakukan suatu kegiatan, karenyanya dalam pbm dirancang dengan memberi kesempatan kepada anak untuk bekerja atau beraktifitas yang merangsang kemampuan otot dan berfikirnya. Semakin dewasa kadar bekerja anak akan berkurang dan kadar berfikirnya akan meningkatkan. Hal ini bukan berarti anak tidak memiliki kemampuan bekerja tetapi kemampuannya untuk berfikir kearah yang lebih tinggi akan meningkat. Sesuai dengan tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Perbedaan perorangan
Setiap siswa memiliki bakat, latarbelakang kehidupan, kemampuan , tingkat pengetahuan, sikap dan kebiasaan yang berbeda. Dengan kata lain setiap individu memiliki keunikan diri. Dalam belajar guru perlu memperhitungkn keunikan atau perbedaan siswa agar pembelajaran berjalan lancar. Pemahaman tentang kondisi siswa mendorong guru untuk memperlakukan siswa secara berbeda dan bersikap lebih bijaksana dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ada dalam kelas.
Prinsip Menemukan
Dalampembelajara tidak semua materi yang akan diajarkan disampaikan kepada siswa. Pada dasarnya setiap anak telah memiliki pengetahuan awal dan potensi untuk menemukan sendiri pengetahuan tersebut. Berikan siswa konsep-konsep inti dan mintalah siswa untuk menemukan dan membuktikannya sendiri konsep-konsep lain yang terkait dengan cara memberi pertanyaan yang merangsang daya pikir, menumbuhkan rasa ingin tahu dan menemukannya sendiri. Proses belajar aktif dapat mengurangi rasa bosan anak dalam belajar.
Memecahkan Masalah
Untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri yang dihadapi dalam kehidupan siswa, maka kbm harus diarahkan pada pemecaham masalah.hal ini diperlukan untuk menumbuhkan kepekaan siswa pada masalah-masalah yang ada disekiratnya. Terlebih dahulu siswa dihadapkan pada masalah kemudian dilatih untuk memecahkan masalahnya dengan baik. Yang penting adalah siswa memahami apa yang dihadapinya dan diajarkan untuk bertanggungjawab untuk memecahkannya sendiri seuai kemampuan. Bila cara belajar untuk memecahkan masalah dilatihkan pada anak maka proses cara belajar siswa aktif akan berhasil.
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
Mengapa pembelajaran dapat mengalami kegagalan? Antara lain unsur penyebabnya adalah tidak diterapkannya prinsip-prinsip pemebelajaran. Tiap proses belajar memiliki prinsip-prinsip tertentu. Gunanya adalah agar peserta belajar dapat mengikuti proses belajar sedemikian rupa sehingga mampu mencapai manfaat belajar yang maksimum. Belajar tidak selalu dalam kelas secara terstruktur. Karyawan yang sedang bekerja dan berkomunikasi dengan atasan dan yang setara pun merupakan suatu proses belajar. Sebagai manajer, dia pertama kali harus menjelaskan pada karyawan tentang prinsip-prinsip belajar:
1. Para karyawan belajar bekerja dengan cara mengerjakannya,
2. Para karyawan belajar bekerja untuk apa yang mereka kerjakan dan tidak untuk sesuatu yang lain,
3. Tanpa membaca, kegiatan belajar akan tidak efisien dan cenderung merugikan,
4. Tanpa motivasi tidak ada yang dapat dipelajari sama sekali,
5. Agar kegiatan belajar tercapai secara efektif, semua respon belajar harus segera dikembangkan, tidak diabaikan,
6. Muatan pelajaran yang bermakna menghasilkan kegiatan belajar yang lebih baik dan bertahan lebih lama dan sebaliknya kalau muatan yang kurang bermakna,
7. Agar proses pengalihan belajar tercapai maksimum, setiap respon harus dipelajari dengan cara bagaimana respon itu akan dimanfaatkan,
8. Respon tiap orang akan beragam sesuai dengan bagaimana orang tersebut memandang situasi,
9. Suatu respon individu akan beragam sesuai dengan atmosphir kegiatan belajar.
Lalu apa tugas seorang manajer dalam pembelajaran? Tidak dapatdipungkiri dunia bisnis dalam era global ini dihadapkan pada proses perubahan yang begitu cepat dan rumit. Untuk itu kebutuhan akan perubahan yang dinamis dalam berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan sistem berpikir menjadi hal pokok yang harus dimiliki perusahaan. Dalam konteks organisasi belajar, setiap individu organisasi bisnis harus memiliki komitmen dan kapasitas untuk belajar pada setiap tingkat apapun dalam perusahaannya. Dengan kata lain setiap pekerjaan harus mengandung unsur pembelajaran yang semakin aktif. Sebagai manajer, dia bersama karyawan seharusnya terdorong untuk selalu melakukan kajian dengan menghasilkan gagasan-gagasan baru dan mengkontribusikannya pada perusahaan.
Sikap manajer yang mungkin selama ini begitu toleran terhadap setiap kesalahan karyawan manajer patut diubah. Manajer harus mengambil posisi untuk mencegah terjadinya resiko besar dari suatu kesalahan kerja. Memang suatu ke berhasilan biasanya didasarkan pada kegagalan yang pernah dialaminya. Namun manajer harus mengevaluasi setiap kegagalan dan melakukan evaluasi diri. Fungsi manajer adalah lebih sebagai peneliti dan sekaligus perancang ketimbang hanya sebagai penyelia. Dalam hal ini manajer harus mendorong para karyawan untuk menciptakan gagasan baru, sekecil apapun, dan mengkomunikasikan gagasan-gagasan tersebut ke karyawan lain. Selain itu hendaknya manajer mendorong karyawan untuk mengerti keseluruhan pekerjaan dan permasalahannya, membangun visi kolektif dan bekerja bersama mencapai tujuan perusahaan.
BELAJAR PEMBELAJARAN SEMESTER III PBI
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN AZAS PEMBELAJARAN

Tugas mengajar à Teori-teori & prinsip-prinsip belajar tertentu di bagi menjadi 2 :
0 Rencana Pembelajaran :
Dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran.
0 Pelaksanaan Pembelajaran :
- membantu guru memilih tindakan tyang tepat
- Guru dapat terhindar dari tindakan yang kelihatanya baik tapi tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa
- Guru dapat memilih dan mengembangkan sikap guna menunjang peningkatan proses belajar siswa.
A. Prinsip-prinsip belajar & implikasinya bagi siswa dan guru
Prinsip-prinsip belajar :

1. Perhatian dan motivasi
Perhatian > materi sesuai > Kebutuhan :
1. Macam-macam keb. Maslow ( keb. Fisiologis, rasa aman, dikasihi dan mengasihi, harga diri, keb. Aktualisasi diri )
2. Motivasi > timbul > Sikap Positif dan motivasi
* Motivasi dibedakan dua yaiti :
a. motivasi intrinsik : Tenaga pendorong sesuai dengan perbuatan yang dilakukan.
b. Motivasi eksintrik : Tenaga pendorong yg ada di luar perbuatan yg dilakukanya tetapi menjadi penyertanya.
* Motivasi berdasarkan sifatnya :
a. Motivasi internal
b. Motivasi eksternal
2. Keaktifan
Sesuai psikologi dewasa ini anak adalah :Mahluk Memiliki dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aktif aspirasi sendiri. Belajar tidak dapat dipaksakan dan dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
Jhon Dewey : Belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari diri siswa sendiri.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpanya saja tanpa mengadakan transformasi.
Menurut teori kognitif anak :
sifat aktif ,
konstruktif,
mampu merencanakan sesuatu,
mampu mencari,
menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperlakukan.

3. Keterlibatan langsung / Berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami, belajar tidak dapat dilimpahkan pada orang lain.
Edgar Dale dalam kerucut pengalamnya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dengan belajar secara langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi harus menghayati, terlibat langsung, dalam oerbuatan. Dan bertanggung jawab terhadap hasilnya .
Keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan langsung oleh ;
Jhon Dewey dengan : “learning by doing” belajar sebaiknya melalui perbuatan langsung.
Belajar harus dilakukan siswa : - Secara aktif (fisik& psikis), - Secara individual & kelompok, - Secara pemecahan masalah (problem solving).
‘tugas guru sebagai : pembimbing dan fasilitatir’
Kerucut pengalaman (The Cone Of Experience) menurut Edgar Dale :
1. pengalaman langsung
2. Pengalaman yang diatur
3. Dramatisasi
4. Demonstrasi
5. Darmawisata
6. Pameran
7. Gambar hidup
8. Rekaman, radio, gambar mati
9. Lambang visual
10. lambang verbal

Menurut Edgar dale ; kita dapat belajar dengan mengalaminya secara langsung, dengan melakukanya atau berbuat. Mengamati orang lain melakukanya. Membaca.

4. Pengulangan
Prinsip ini dilakukan oleh siswa dengan kesadaran mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan. Misalnya dengan mengerjakan soal-soal latihan, dll. Prinsip belajar pengulangan ini dikemukakan oleh beberapa ahli Psikologi :

a. Teori Psikologi Daya (Faculty Psychology)

Belajar menurut teori ini adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia, yang terdiri atas daya mengamat, daya menanggap, daya menghayal, daya berfikir, daya merasa, daya mengingat, dsb. Dengan pengulangan daya-daya dtersebut akan berkembang.
Tokohnya Throndike
b. Teori Psikologi Assosiasi atau Koneksinisme
Teori ini berpendapat bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara Stimulus dan Respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.

Pengembangan Teori Koneksionisme
c. Teori Condisioning
- Koneksionisme : belajar adalah pembentukan hubungan Stimulus dan Respons.
- Psikologi kondisionong : respons timbul bukan saja oleh stimulus, tetapi juga karena stimulus yang di kondisikan.
Misalnya : Siswa berbaris masuk kelas karena mendengar bunyi lonceng.
Pengemudi kendaraan berhenti ketika lampu lalu lintas berwarna merah.
Teori Kondisionong ini menyatakan perilaku manusia dapat dikondisikan dan belajar merupakan upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu.
Mengajar adalah membentuk kebiasaan, dengan mengulang-ulang setiap perbuatan akan menjadi suatu kebiasaan, dan pembiasaan tidak perlu oleh stimulus yang sesungguhnya, tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta.

Ketiga teori tersebut menekankan perlunya prinsip pengulangan dalam tujuan yang berbeda.
Teori Psikologi Daya : Untuk melatih daya-daya
Teori koneksionisme / assosiasi : Untuk membentuk respons yang benar
Teori Condisioning : Untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan.
Contoh : dalam pembelajaran masih diperlukan drill atau stereotyping.

5. tantangan
Menurut teori Medan dengan tokohnya : Kurt Lewin bahwa dalam situasi belajar siswa berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu hambatan yaitu mempelajari bahan belajar. Maka timbulah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tsb. Apabila hambatan itu teratasi, tujuan belajar telah tercapai, maka siswa tersebut masuk medan baru dean tujuan baru, demikian seterusnya.
Agar timbul motif, maka bahan belajar haruslah yang menantang dan membuat siswa bergairang untuk mengatasin ya.
Contoh ; CBSA – dimana siswa dihadapkan pada tugas / permasalahan untuk dipecahkan bersama-sama.
Pembelajaran dengan metode experiment, inkuiri, diskoveri, pemberian penguatan positif dan negatif alkan menantang siswa menimbulkan motif belajar.

6. Balikan dan Penguatan
Prinsip ini ditekankan oleh teori belajar Operant Condisioning dengan tokohnya : B.F. Skinner.
Teori Kondisioning : yang diberi kondisi adalah stimulus.
Teori Operant Kondisioning : yang diberi kondisi Respons.
(Kunci teori Operant Condisioming adalah “law of effect” dari Thorndike)
Contoh prinsip balikan : Guru mengembalikan hasil pekerjaan siswa / ulangan.
Contoh penguatan positif : hadiah dan pujian
Contoh penguatan negatif : hukuman, ganjaran.

7. Perbedaan Individual
Tiap-tiap siswa berbeda satu denagn yang lainya, baik dalam kecerdasan , emosi, sikap, sifat, bakat, minat kepribadian.
Perbedaan-perbedaan ini harus diperhatikan guru dalam upaya pembelajaran.
o Sistem klasikal yang dilakukan di sekolah-sekolah kita kurang memperhatikan perbedaan individual siswa.
Pembelajaran diupayakan uintuk mengatasi hambatan perbedaan :
Penggunaan metode atau strategi belajar mengajar berfariasi sehingga perbedaan –perbedaan siswa teratasi.
1. Menggunakan media instruksional
2.Memberikan tambahan pelajaran pengayaan pelajaran bagi siswa yang pandai dan memberikan bimbingan belajar bagi siswa-siswa yang kurang.
3.Pemberian tugas disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa.
4. Tindak pembelajaran menggunakan bahan belajar berbagai bidang disekolah.
5.Proses belajar merupakan suatu respons terhadap segala cara pembelajaran yang diprogramkan guru.
Proses belajar meningkatkan kemampuan kognitif , afektif , dan psikomotor.
Perilaku siswa merupakan hasil proses belajar
Perilaku siswa : - tak dikehendaki dan -dikehendaki diperkuat (pengulangan latihan ,drill/ aplikasi)
Hasil belajar merupakan puncak proses belajar, dapat berupa dampak pengajar dan dampak pengiring.
KBM : tindak mengajar
Peserta Didik
Respons (tindak belajar) : keingintahuan & Kebutuhan.
Pendidik (pembelajaran )
Proses belajar mengajar anak mampu :
- Mengidentifikasi
- Merumuskan masalah
- Mencari dan menemukan fakta
- Menganalisis
- Menafsirkan dan menarik kesimpulan
Thorndike : Keaktifan siswa dalam belajar tampak melalui latihan –latihan (“low of excercise” belajar memerlukan latihan-latihan)
Prinsip keaktifan menunjukan bahwa siswa merupakan manusia belajar aktif selalu ingin tahu
Dalam belajar keaktifan dapat dalam bentuk : membaca, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dsb.
Kegiatan pikir yg susah diamati, misalnya : Khasanah ilmu pengetahuan yg dimiliki dlm memecahkan masalah yg dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yg lain, menyimpulkan hasil percobaan dann kegiatan-kegiatan psikis yang lain.

TEORI-TEORI BELAJAR

1. Teori Koneksionisme
Tokoh : Thorndike
Mengungkapkan : Belajar adalah proses pembentukan assosiasi antara kesan panca indra dengan perbuatan.
Proses belajar berlangsung sesuai dengan :
a. Hukum kesiapan ( low of readness ) . belajar berlangsung secara efektif dan efisien bila peserta didik telah memiliki kesiapan belajar. Hukum ini menjelaskan materi belajar : sesuai dengan kebutuhan belajar dan sesuai dengan cara –cara peserta didik.
b. Hukum Latihan (Law of Excercise) Koneksi antara kondisi (stimulus) dan tindakan dalam belajar akan menjadi lebih kuat dengan adanya latihan penggunaan sesuatu yang dipelajari (law of use), sebaliknya koneksi, kondisi dan tindakan menjadi lemah apabila tanpa latihan (law of use).
c. Hukum efek (law of effec) Kegiatan belajar akan memberikan hasil yang menyenangakan kepada peserta didik (pujian, hadiah) akan cenderung kegiatan belajar itu diulangi dan dikembangkan oleh peserta didik, sebaliknya kegiatan belajar yang memberikan hasil yang tidak menyenangkan (celaan, hukuman) cenderung akan dihentikan atau dihindari peserta didik.
2. Teori Conditioning
Pelopor : Juan Paulov, dikembangkan Watson
Belajar menurut teori ini adalah suatu proses yang disebabkan oleh adanya syarat tertentu, yaitu berupa rangsangan. Pengkondisian (conditioning) dalam bentuk rangsangan dan pembiasaan mereaksi terhadap rangsangan tertentu menimbulkan proses belajar. Skinner mengembangkan teori Operan Conditioning, melalui percobaan burung dan kabat yang dilengkapai pengungkit.
3. Teori Gestalt
Tokoh : Wertheimer
Belajar, peserta didik tidak menangkap bagian-bagian sesuatu gejala, melainkan menerimanya secara keseluruhan,
Penelitian Wertheimer merekomendasikan 5 macam hukum :
Hukum Pragmans: Pengamatan terhadap sesuatu obyek akan dikaitkan dengan sesuatu yg berarti ditinjau dari segi susunan , bentuk, ukuran ataupunwarna.
Hukum Kesamaan (law of similarity) : orang cenderung mengelompokan gejala berdasarkankesamaan bukan perbedaan 2x
Hukum Keterdekatan (law of proximit) : Orang cenderung mengelompokan gejala berdasarkan kedekatanya dibanding dg kerenggangannya.
Hukum Kontinuitas (law of continuitas) : Objek biasanya diamati dg pola atau bentuk dalam totalitas secara keseluruhan.
Hukum Ketertututpan (law of Closure) : dalam pengamatan kecendrungan untuk melengkapi yang kurang sehingga keseluruhanya ditangkap secara utuh.
4. Teori Medan
Oleh : Kurt Lewin
Belajar berarti orang itu berada dalam medan psikologis, dimana ia menghadapi hambatan-hambatan atau tantangan yang berupa bahan pelajaran.
Belajar banyak dipengaruhi lingkungan.
Tiga fase identifikasi perubahan tingjkah laku :
- Tujuan fase pencairan :
Untuk memotifasi seseorang atau kelompok agar siap mengadakan perubahan.
- Upaya pengubahan :
Terjadi apabila seseorang telah termotivasi untuk berubah sehingga ia cenderung untuk menerima pola-pola tingkah laku yang baru.
- Pemantapan : Proses pengintegrasian tentang hal baru yg telah dipelajari oleh seseorang kedalam kepribadiananya.
Beberapa prinsip belajar berdasarkan konsep dan aliran pembelajaran dikemukekan :
1. Konsep J. Piaget
Ada 4 tahapan perkembangan kognitif pada individu :
- Sensori motorik : gerakan –gerakan sensori
- Praoperasional : sebelum individu belajar melalui hal-hal yg berkaitan atau yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.
- Operasional konkrit : dikembangkan melalui tindakan langsung (directiont)
- Operasionalformal/ proposional : tahap perkembangan kognitif ini akan tercapai jika tahap operasional konkrit telah tercapai.
2. Konsep Aliran Tingkah laku
Belajar sebagi suatu pola hubungan stimulus dan respon
Menurut Thorndike, belajar merupakan kegiatan mencaba dan salah (trial &error)
Hasil penelitianya menghasilkan 3 hukum :
Hukum kesopanan, Hukum Latihan, Hukum Efek.
Thorndike : Proses belajar behavioristik mengandung 3 unsur : Stimulus, rangsangan, respon.
3. Aliran Humanis
Menekankan pentingnya sasaran kognitif dan afektif pd. Peserta didik serta kondisi lingkungan sekitarnya.
4. Teori Andra gogi
Dari “andr” dan “agagos” bhs yunani artinya orang dewasa dan membimbing.
Knowles mendifinisikan sebagai seni dan ilmu dalam membantu peserta didik (orang dewasa) untuk belajar. Berbeda dengan Paedagogogi Yg dapat diartikan sebagai seni dan ilmyu untuk mrngajar anak-anak.
Dapat dikatakan Orang Dewasa Dapat dilihat dari segi :
Segi biologis : mampu melakukan reproduksi
Segi sosial : mampu melakukan peran sosial
Segi Psikologis ; bertanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yg diambil.
Darkenwald dan Meriam memandang bahwa seseorang disebut dewasa apabila ia telah melewati masa pendidikan dasar dan telah termasuk usia kerja yakni 16 thun.
Orang dewasa : orang yang telah memiliki kematangan fungsi-fungsi reproduksi (biologis), sosial dan psikologis.
Peserda didik harus mampu membantu peserta didik untuk terlibat :
a. Mengidentifikasi kebutuhan belajarnya.
b. Merumuskan tujuan belajarnya.
c. Ikut serta memikul tanggung jawab dlm perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar
d. Berpartisipasi dalm mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar.
Asumsi-asumsi yang menjadi landasan dalam teori andragogi :
1) Orang Dewasa mempunyai konsep diri
2) Orang dewasa mempunyai akumulasi pengalaman.
Implikasi : mereka dilibatkan untuk berperan sebagai masa sambel, pengenalan konsep-konsep baru akan lebih tepat bila berdasar pada pengalaman-pengalaman.
3) Oranng dewasa mempunyai kesiapan untuk belajar

Implikasi praktis dalam poses pembelajaran :
- Urutan program pembelajaran perlu disusun berdasarkan urutan tugas perkembangan untuk melaksanakan peranannya.bukan berdasarkan urutan logis mata pelajaran.
- Penyesuaian materi dan kegiatan belajar dengan kebutuhan belajar yg relevan dengan tugas perkembangan peranan orang dewasa perlu diutamakan.
4) Orang dewasa berharap segera menerapkan perolehan belajarnya.
Implikasinya :
- Program pembelajaran perlu berorientasi pada pemecahan masalah bagi kehidupan dewasa.
- Pengalaman belajar harus dirancang berdasakan masalah yang dihadapi oleh orang dewasa dalam kehidupanya, yang menyangkut pekerjaan, peranan sosial, dsb.
5) orang dewasa memiliki kemampuan uintuk belajar

5. Aliran reformasi sosial
Oleh : Jllich dan Joulo freire
Keduanya menjunjung tinggi harkat manusia secara individual dan hasrat membebaskan manusia dari lingkungan yang mengeksploitasinya.

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Adalah setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sedangkan kegiatan pembelajaran dilakukan oleh pendidik /guru.

STRATEGI KEGIATAN PEMBELAJARAN
Arti sempit : strategi pembelajaran sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Arti luas : Strategi belajar sebagai penetap semua aspek yang berkaitan denagn pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk didalamnya adalah perencanaan, pelaksanaan, dan penlaian terhadap proses hasil dan pengaruh kegiatan pembelajaran.

TUJUAN BELAJAR
Mengembangkan kemampuan-kemampuan yang adad pada peserta didik
a) Kognitif ( Simon Bloom) taksonomi bloom
- Pengetahuan/ ingatan
- Pemahaman /pengertian
- Aplikasi / penerapan
- Sintesa / penggabungan
- Analisa / analisis
- Penilaian / evaluasi
b) Afektif (Simon bloom & Kretch Wohl)
- penerimaan
- partisipasi
- penilaian dan penentuan sikap
- organisasi
- pembentukan pola hidup
c) Psikomotorik (Simphon)
- persepsi
- kesiapan
- gerakan terbimbing
- gerakan terbiasa
- gerakan kompleks
- penyesuaian pola gerakan
- kreatifitas

Surat LAmaran Pekerjaan untuk menjadi Manajer Pemasaran

Jl. Metro Pondok Indah 45
Jakarta Selatan 15776
(021) 5687795

20 Maret 2007

Yth;
Kepala Bagian Sumber Daya Manusia
PT. Daya Guna Fertilizer
Jl. Ciputat Raya 16 A
Ciputat
Tangerang 15774


Dengan hormat,

Bersama ini saya kirimkan surat lamaran beserta curriculum vitae sebagai tanggapan atas iklan Anda di harian Kompas, hari Sabtu 17 Maret 2007.

Saya telah mempunyai pengalaman selama lima tahun menjadi manajer pemasaran produk kosmetik dan perawatan rambut di PT. Surya Ayu Cosmetic, Jakarta. Dalam posisi tersebut saya bertanggung jawab atas penjualan di wilayah Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor dan Cilegon.

Saya menyadari bahwa surat lamaran maupun curriculum vitae yang saya kirimkan ini tidak dapat menjelaskan kualifikasi saya secara mendalam. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya suatu kesempatan wawancara, dimana saya dapat menjelaskan bagaimana potensi dalam diri saya dan pelayanan yang akan saya berikan akan menjadi asset yang berharga bagi PT. Daya Guna Fertilizer.

Hormat saya,



Nadya Faizzatia

Surat LAmaran pekerjaan untuk posisi Penerbitan

Jl. Kesehatan 54
Bintaro Jaya
Tangerang 15156
021 – 7455888

24 Januari 2007


Human Resources Department
PT. Gamal Press
Jl. Pal Merah Selatan 54
Jakarta Selatan 15446


Dengan hormat,

Bersama ini saya kirimkan surat lamaran dan curriculum vitae (CV), sebagai tanggapan atas iklan Bapak mengenai penawaran pekerjaan untuk posisi copywriter pada divisi majalah otomotif.

Seperti ditunjukkan dalam CV saya, saya telah bekerja selama dua tahun sebagai copywriter dan assistant copy editor di majalah Mantra.

Dalam iklan bapak disebutkan bahwa salah satu prasyarat untuk posisi tersebut adalah mempunyai ketertarikan dan pengetahuan tentang modifikasi sepeda motor. Mungkin kurang tepat jika saya memasukkan pengalaman saya ini ke dalam CV saya, tetapi saya ingin Bapak mengetahui bahwa saya mempunyai hobi olahraga bermotor 'Road Race' dimana saya pernah menjadi juara III tingkat Propinsi. Dari pengalaman tersebut, Bapak bisa melihat bahwa saya mempunyai ketertarikan dan pengetahuan otomotif yang menjadi prasyarat tersebut.

Saya selalu terbuka untuk undangan wawancara, dimana Bapak bisa mengetahui potensi diri saya secara lebih mendalam. Silahkan menghubungi saya sesuai dengan waktu yang Bapak kehendaki.

Terima kasih atas tanggapan yang Bapak berikan.


Hormat saya,



Dimas Seto

Surat Lamaran Pekerjaan Untuk menjadi Resepsionis

Jakarta, 13 Juni 2010
Kepada Yth,
Kepala Bagian Personalia
PT. Hotel Jaya Megah
Jl. Raya Perjuangan 56
Jakarta Barat

Dengan hormat,

Setelah membaca iklan bapak pada harian Kompas hari ini untuk jabatan penerima tamu (receptionist), saya mengajukan diri untuk mengisi posisi tersebut.

Saya telah menyelesaikan program diploma saya di bidang perhotelan dan pariwisata di Akademi Pariwisata Jakarta, dan berkeyakinan mempunyai kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Saya berusia dua puluh tahun dan pernah bekerja pada perusahaan asuransi. Saya dapat berbicara dengan bahasa Inggris secara baik dan mampu mengoperasikan komputer.

Sebagai bahan pertimbangan, saya telah melampirkan daftar riwayat hidup, salinan surat berkelakuan baik dari Kepolisian, ijazah terakhir serta foto saya yang terbaru.

Saya sangat menantikan kesempatan untuk wawancara, dimana saya bisa menjelaskan seluruh potensi dan kemampuan diri saya kepada bapak.


Hormat saya,



Wirda Nadya

Surat LAmaran pekerjaan untuk menjadi Secretary/Administratif

Bandung, 13 Juli 2010

Kepada Yth,
Kepala Bagian Personalia
PT. Karya Indah Retail
Jl. Pejompongan 15 A
Jakarta


Dengan hormat,

Menanggapi iklan Anda di harian Kompas terbitan tanggal 5 Januari 2007 untuk posisi sekretaris, saya ingin menawarkan diri saya untuk posisi tersebut.

Saya berusia dua puluh dua tahun dan pernah bekerja sebagai staf juru ketik selama dua tahun. Setelah tamat dari Akademi Sekretaris, saya mengikuti pelatihan kerja untuk pekerjaan sekretaris selama tiga bulan. Sekarang saya merasa memiliki keahlian yang diperlukan untuk mengisi lowongan yang Anda tawarkan.

Untuk informasi selanjutnya, dengan ini saya lampirkan daftar riwayat hidup, surat keterangan dari akademi, dan selembar foto terbaru saya.

Saya harap Bapak akan mempertimbangkan lamaran ini, dan memberi saya suatu kesempatan untuk wawancara.


Hormat saya,



Nadya Faizzaty

Surat LAmaran Pekerjaan untuk menjadi pegawai Bank

Jl. Kayu Manis II/24
Cempaka Putih
Jakarta Pusat 17556

25 Januari 2007

Yth;
Bpk. Hartono Hartawan
Direktur Personalia
PT. Bank Perkasa
Jl. Gajah Mada 25
Jakarta 17006


Dengan hormat,

Bapak Sindunata, kepala cabang Bank Perkasa Tanah Abang, yang merupakan sahabat dari orang tua saya, menyarankan untuk menulis surat kepada bapak, mengenai kemungkinan adanya kebutuhan karyawan baru sehubungan dengan akan dibukanya cabang Bank Perkasa di daerah Cempaka Putih. Bilamana memang benar, sudilah kiranya Bapak memberikan kesempatan kepada saya untuk mengisi kebutuhan tersebut.

Seperti tertulis dalam resume terlampir, saya adalah lulusan Akademi Akuntansi Yayasan Administrasi Indonesia (YAI) Jakarta tahun 2006. Saya telah bekerja paruh waktu selama 4 bulan terakhir sebagai tenaga kasir di toko buku Alda, Jakarta Pusat. Saya mampu mengoperasikan komputer untuk melakukan pengolahan data maupun pembuatan laporan menggunakan MS Excel, MS Word dan PowerPoint, dan saya bersedia menggunakan kemampuan saya tersebut untuk pekerjaan administrasi.

Saya sangat ingin untuk bertemu Bapak dalam suatu kesempatan wawancara, dimana saya dapat menjelaskan kemampuan dan potensi diri saya secara lebih mendalam. Saya dapat dihubungi di nomor telepon 021-556887.

Atas perhatiannya, saya sampaikan terima kasih.


Hormat saya,



Wirda Nadya

Surat Lamaran Pekerjaan untuk menjadi Desain Interior

Jl. Kalibata No.15
Duren Tiga, Jakarta 15644


20 Februari 2007


Yth;
Ny. Eny Sukamto
Kepala Desain Interior
Kantor Pusat Mentari Department Store
Jl. Tanah Abang II No.56 lt.5
Jakarta 17005

Dengan hormat,


Saya mendapat informasi dari Bpk. Wahab, kepala departemen pakaian pria di Mentari Department Store - Plaza Indonesia, bahwa Anda membutuhkan desainer interior untuk menangani salah satu cabang Mentari Dept. Store yang segera akan dibuka di daerah Kalibata, Jakarta. Berdasarkan informasi tersebut, saya mengajukan diri untuk mengisi kebutuhan desainer interior itu.

Seperti yang telah dijelaskan dalam resume terlampir, saya adalah lulusan jurusan Desain Interior di Institut Kesenian Jakarta tahun 2005. Saat ini saya bekerja lepas sebagai desain interior untuk sebuah event organizer di Jakarta.

Besar harapan saya agar Anda sudi memberikan kesempatan wawancara, sehingga saya dapat menjelaskan bahwa potensi dan kemampuan saya tersebut akan memberikan kontribusi yang bernilai untuk Mentari Department Store. Saya dapat dihubungi setiap waktu di 021-6794577.

Terima kasih atas perhatiannya.


Hormat saya,



Donna Harun

Surat LAmaran Pekerjaan Untuk dalam bidang Kargo/Transportasi

Jl. Setiabudi I No.15
Kebayoran Baru
Jakarta 565200
Phone: (021) 1566667

20 Februari 2006

Head of Human Resources Dept.
PT. Indonesia Federation Express
Jl. Kesejahteraan No.54
Jakarta Selatan 12922

Dengan hormat,

Melalui surat ini saya mengajukan diri untuk bekerja di perusahaan Bapak, karena saya berkeyakinan bahwa pengalaman saya di bidang manajemen transportasi akan mendapat perhatian dari Bapak.

Seperti yang termuat dalam curriculum vitae terlampir, saat ini saya telah menjabat sebagai manajer transportasi udara di PT. Fast Cargo selama lima tahun. Dalam posisi tersebut, saya telah berhasil mengembangkan wilayah pelayanan baru untuk jasa pengiriman kargo ke 5 negara di Eropa.

Besar harapan saya agar Bapak sudi memberikan kesempatan wawancara agar saya dapat menjelaskan kemampuan dan potensi diri saya secara lebih mendalam. Karena saat ini masih berstatus sebagai karyawan di suatu perusahaan, saya akan sangat berterima kasih jika hal ini dijaga kerahasiaannya.

Terimakasih atas perhatian Bapak.


Hormat saya,



Bambang Suripto

PRINSIP, TUJUAN DAN SYARAT PENGORGANISASIAN

1. Prinsip Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah suatu proses pembagian kerja atau pengaturan kerja bersama
dari para anggota suatu organisasi. Dalam suatu pengorganisasian pada prinsipnya
berguna untuk menunjukkan cara-cara tentang upaya pemberdayaan sumber daya
manusia agar dapar bekerja sama dalam suatu sistem kerja sama dengan harapan dapat
mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien, maka pengorganisasian dapat dimaknai sebagai berikut:

a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk menggunakan yang paling efektif sumberdaya-sumberdaya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.
b. Pengelompokan kegiatan-kegiatan yang diikuti dengan penugasan seseorang pimpinan yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
c. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas, dan para karyawan.
d. Cara pimpinan dalam membagi tugas-tugas lebih lanjut yang harus dilaksanakan pada masing-masing unit kerja dengan cara mendelegasikan wewenangnya.

Dari petunjuk di atas, secara umum dapat dipahami bahwa pengorganisasian merupakan
proses pembagian kerja atau pengelompokan tugas-tugas diantara anggota-anggota organisasi. Maksudnya adalah agar tujuan organisasi secara menyeluruh dapat dicapai
secara efisien mungkin, yaitu memudahkan dalam upaya mencapai tujuan dengan konsekuensi pemilihan terhadap pemikiran yang lazim tentang kemampuan
memperbesar hasil kerja dengan modal biaya yang serendah-rendahnya. Menurut
Y.Warella, pengorganisasian mencakup beberapa aspek penting yang menyangkut
struktur organisasi, yaitu:

a. Departementalisasi, yaitu pengelompokan kegiatan sehingga pekerjaan yang serupa dan saling berkaitan dapat dilakukan bersama.
b. Pembagian kerja, yaitu pemecahan tugas sehingga setiap individu hanya bertanggung jawab dan melakukan sejumlah kegiatan-kegiatan tertentu saja.
c. Koordinasi, yaitu proses untuk memadukan kegiatan-kegiatan dan sasaran unitunit organisasi yang terpisah guna mencapai tujuan bersama secara efisien.
d. Rentangan manajemen, berupa banyaknya jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang atasan.

Dengan adanya pengorganisasian, berarti menunjukkan adanya pengelompokan tugas
atau pekerjaan yang terdiri atas:
a. Pengelompokan atas dasar fungsi, yaitu penyesuaian pekerjaan dengan fungsi tugasnya, misalnya pekerjaan umum (PU) fungsi tugasnya pembuatan jalan, irigasi, tata bangunan, dan lain-lain tugas yang termasuk dalam lingkup pekerjaan umum.
b. Pengelompokan atas dasar proses, yaitu proses pengelompokan pekerjaan menjadi kesatuan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, misalnya pencarian tambang minyak melalui proses pencarian sumber, proses pengolahan minyak mentah, dan pemasaran minyak.
c. Pengelompokan atas dasar langganan, yaitu pengelompokan dengan nama organisasi yang menggambarkan langganan, seperti Persatuan pekerja wanita dan lain-lain.
d. Pengelompokan atas dasar produk, yaitu organisasi yang disusun berdasarkan produk, seperti Industri kerajinan dengan produk tikar, sulaman tapis, dan lainlain.
e. Pengelompokan atas dasar daerah ( area, teritorial), yaitu organisasi yang disusun berdasarkan kedaerahan, misalnya Kopertis dearah bagian barat.

Berdasarkan perincian ciri pengorganisasian di atas, maka dapat disipulkan bahwa prinsip pengorganisasian dalam manajemen meliputi eksistensi tujuan, skala hirarkis, kesatuan perintah, pelimpahan wewenang, pertanggungjawaban, pembagian kerja, rentang pengawasan , fungsional, pengelompokan tugas, keseimbangan/kesesuaian, fleksibelitas, dan kepemimpinan.

2. Tujuan Pengorganisasian

Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan
dengan penuh tanggungjawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan itu.
Ada beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu:

2.1 Membantu koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasai dibutuhkan tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah dan tidak sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.
2.2 Memperlancar pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam organisasi secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat mencapai sasaran kerjanya walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit operasional yang identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik pula secara terpadu.
2.3 Maksimalisasi manfaat spesialisasi, yaitu dengan konsentrasi kegiatan, maka dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu. Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna.
2.4 Penghematan biaya, artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru yang notabene menyangkut penambahan tenaga kerja yang relatif banyak membutuhkan biaya tambahan berupa gaji/upah. Penambahan unit kerja sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan nilai sumbangan pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah buruh yang berlebihan.
2.5 Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia, dengan pengorganisasian, maka masing-masing pekerja antar unit kerja dapat bekerja saling melengkapi, mengurangi kejenuhan, menumbuhkan rasa saling membutuhkan, mengurangi pendekatan materialistis. Untuk ini pihak manajer harus mampu mengadakan pendekatan sosial dengan penanaman rasa solidaritas dan berusaha menampung serta menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat individual.
Dalam menetapkan tujuan-tujuan itu perlu adanya pertimbangan, yaitu:
a. Membatasi idealisme tujuan, yaitu menghindari penetapan tujuan yang terlalu muluk, sebaiknya dilakukan penyesuaian kapasitas kemampuan teknis dan pengetahuan dengan besarnya harapan yang hendak dicapai.
b. Pertimbangan waktu, artinya penggunaan waktu yang sebaik-baiknya, sehingga efektivitas kerja dapat terjamin.
c. Pertimbangan sumber daya, yaitu melihat dan penggalian potensi organisasi dan kualitas anggota organisasi untuk kepentingan kemudahan mencapai tujuan.
d. Keseimbangan tujuan-tujuan, artinya perlu memperhatikan keseimbangan kepentingan antara berbagai pihak. Tidak hanya terbatas pada kepentingan pribadi atau kepentingan organisasi saja, melainkan juga memperhatikan kepentingan pemerintah dan publik.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka tujuan-tujuan yang ditetapkan relatif dapat diseimbangkan. Oleh karena itu dalam proses penetapan tujuan organisasi, seorang manajer harus dapat menentukan dan menciptakan suatu keseimbangan dari tujuantujuan ganda, di samping mampu memadukan berbagai kepentingan, agar tujuan akhir dapat memberikan keseimbangan pula antara kepentingan pribadi, organisasi, pemerintah dan masyarakat pada umumnya.

3. Syarat-syarat Pengorganisasian
Dalam pengaturan pembagian kerja yang baik, tentu memerlukan seorang manajer yang
cukup berkemampuan dan berpengalaman di bidangnya. Fungsinya adalah agar jika pada suatu waktu ditemui hambatan, maka seorang manajer yang bertanggungjawab dalam pengaturan pembagian tugas tidak mengalami kesulitan dalam mencari jalan keluar. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kepuasan para anggota organisasi.Semakin banyak pengetahuan dan pemahaman terhadap implikasi pribadi dan sosial tentang pengorganisasian, maka akan semakin besar pula terciptanya team work yang baik, sehingga upaya pencapaian tujuan organisasi benar-benar dapat memberikan kepuasan anggota organisasi secara menyeluruh dan merata.

Ada beberapa syarat utama pengorganisasian, yaitu:
a. Adanya sekelompok orang yang bekerja bersama;
b. Adanya tujuan-tujuan berganda yang hendak dicapai;
c. Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan;
d. Adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan;
e. Adanya wewenang dan tanggungjawab
f. Adanya pendelegasian wewenang;
g. Adanya hubungan (relationship) antara satu sama lain anggota;
h. Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan;
i. Adanya tatatertib yang harus ditaat

MANAJEMEN STRATEGI

Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi, control masyarakat, perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi perkembangan suatu negara maupun bisnis. Control masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun perusahaan, sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat kebijakan yang mengabaikan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam menjalankan kegiatannya perlu adanya keselarasan antara kompetensi yang dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan lingkungan yang ada di luar organisasi (perusahaan dan pemerintah).
Pertimbangan global praktis berdampak pada keputusan strategis, batas-batas negara diabaikan.Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari perspektif orang lain telah menjadi masalah hidup atau mati untuk bisnis. Dengan demikian perlu adanya kegiatan dalam pengambilan keputusan yang disesuaikan antara kemampuan yang dimiliki dengan lingkungan yang ada di sekitar sehingga perlunya adanya manajemen strategi. Menopang manajemen strategis tergantung pada manajer mendapat pengertian mengenai pesaing, pasar, harga, pemasok, distributor, pemerintah, kreditor, pemegang saham dan pelanggan diseluruh dunia. Harga dan mutu dari produk dan jasa perusahaan harus dapat bersaing di seluruh dunia, bukan hanya di pasar lokal.

1. Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen strategis menurut David (2002:5) adalah Seni dan pengetahuan untuk merumsukan, mengimplementasikan and mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya.
Manajemen strategis menurut Hunger dan Wheelen (2003:4) adalah Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan demikian dari definisi di atas dapat diketahui fokus manajemen strategis terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen strategis di katakan efektif apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis, kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk kami. Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.
Keputusan strategis berhubungan dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang untuk organisasi secara keseluruhan dan mempunyai tiga karakteristik Hunger dan Wheelen (2003 :3) :
a. Rare : keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus, yang tidak dapat ditiiru.
b. Consequential : keputusan-keputusan strategis yang memasukkan sumber daya penting dan menuntut banak komitmen.
c. Directive : keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan di masa ang akan datang untuk organisasi secara keseluruhan.
2. Manfaat manajemen strategis

Manajemen strategis memungkinkan suatu organisasi untuk lebih proaktif ketimbang reaktif dalam membentuk masa depan sendiri, hal itu memungkinkan suatu organisasi untuk mengawali dan mempengaruhi aktivitas sehingga dapat mengendalikan tujuannya sendiri.
Manfaat manajemen strategis menurut David (2002:15) seperti :
a. membantu oganisasi membuat strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematis, logis, rasional pada pilihan strategis.
b. Merupakan sebuah proses bukan keputusan atau dokumen. Tujuan utama dari proses adalah mencapai pengertian dan komitmen dari semua manajer dan karyawan.
c. Proses menyediakan pemberdayaan individual. Pemberdayaan adalah tindakan memperkuat pengertian karyawan mengenai efektivitas dengan mendorong dan menghargai mereka untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan atihan inisiatif serta imajinasi.
d. Mendatangkan laba
e. Meningkatkan kesadaran ancaman eksternal
f. Pemahaman yang lebih baik mengenai strategi pesaing
g. Meningkatnya produktivitas karyawan
h. Berkurangnya penolakan terhadap perubahan
i. Pemahaman yang lebih jelas mengenai hubungan prestasi penghargaan

3. Tahap-tahap dalam manajemen strategis

Manajemen strategi merupakan sebuah proses yang terdiri dari tiga kegiatan antara lain perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Perumusan strategi terdiri dari kegiatan-kegiatan mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan Isu perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis apa yang akan dimasuki bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas operasi atau diversivikasi, apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan melakukan merjer atau membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari pengambilalihan perusahaan pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat suatu organisasi pada produk,pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama periode waktu tertentu. Strategi menetapkan keunggulan bersaing jangka panjang. Apapun yang akan terjadi, keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama dan pengaruh jangka panjang pada suatu organisasi.
Implementasi strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan.
Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur oragnisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi. Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan manajemen strategis. Strategi implementasi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan.
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlumengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah.

Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah
1) meninjau factor faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang,
2) mengukur prestasi,
3) mengambil tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional.

Proses manajemen strategis dapat diuraikan sebagai pendekatan yang obyektif, logis, sistematis untuk membuat keputusan besar dalam suatu organisasi. Proses ini berusaha untuk mengorganisasikan informasi kualitatif dan kuantitatif dengan cara yang memungkinkan keputusan efektif diambil dalam kondisi yang tidak menentu.

Berdasarkan pada pengalaman, penilaian, dan perasaan, intuisi penting untuk membuat keputusan strategis yang baik. Intuisi terutama bermamfaat untuk membuat keputusan dalam situasi yang amat tidak menentu atau sedikit preseden.
Proses manajemen strategis didasarkan pada keyakinan bahwa organisasi seharusnya terus-menerus memonitor peristiwa dan kecenderungan internal dan eksternal sehingga melaukan perubahan tepat waktu. Teknologi informasi dan globalisasi adalah perubahan eksternal yang mengubah bisnis dan masyarakat dewasa ini. Arus informasi yang cepat menghilangkan batas negara sehingga orang dari seluruh dunia dapat melihat sendiri bagaimana cara hidup orang lain. Dunia menjadi tanpa perbatasan dengan warga Negara global, pesaing global, pelanggan global, pemasok global, dan distributor global/ Keperluan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan menjadikan organisasi mengajukan pertanyaan kunci manajemen strategis seperti : ”Jenis bisnis apa yang harus
kita lakukan? Apakah kita berada di bidang yang tepat? Apakah kita harus mengubah
bentuk bisnis kita? Pesaing baru mana yang masuk dalam industri kita? Strategi apa yang
harus kita lakukan? Bagaimana perubahan pelanggan kita? Apakah teknologi baru yang
sedang dikembangkan dapat membuat kita keluar dari bisnis.

4. Hirarki strategi

Perusahaan bisnis multidivisional yang biasanya besar, memiliki tiga level strategi : korporasi, bisnis dan fungsional. Strategi korporasi mengambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa.
Strategi bisnis atau strategi bersaing, biasanya dikembangkan pada level divisi dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam industri khusus atau segmen pasar yang dialyani oleh divisi tersebut. Strategi fungsional menekankan terutama pada pemaksimalan sumber daya produktivitas. Dalam batasan perusahaan dan strategi bisnis yang berada di sekitar mereka, departemen fungsional mengembangkan strategi untuk mengumpulkan bersama-sama berbagai aktivitas dan kompetensi mereka guna memperbaiki kinerja.

Contoh :

Tingkatan Strategi Contoh pada Perusahaan

Corporate Strategi
Strategy Kompas Gramedia Group
Business Strategi strategi strategi strategi
Unit PT. GPU PT.Elexmedia PT. Grasindo anak
Strategy perush lain
Fungsional Strategi fungsional seperti Keuangan, pemasaran, SDM, Operasi
Strategy dan lainnya dari tiap anak perusahaan/SBU
Sumber : Umar, 2002, Strategic Management in Action,

5. Istilah kunci dalam manajemen strategis

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan
perusahaan.

Misi adalah Tujuan atau alasan mengapa organisasi hidup

Penyataan misi adalah Pernyataan jangka panjang mengenai tujuan yang membedakan sebuah bisnis dari perusahaan lain yang serupa.

Peluang dan ancaman eksternal
Peluang dan ancaman eksternal merujuk pada ekadaan ekonomi, sosial, buaya,
demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintah, teknologi dan kecenderungan
persaingan serta peristiwa yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu organisasi secara signifikan di masa depan. Peluang dan ancaman sebagian besar di luar kendali organisasi, jadi disebut eksternal.

Kekuatan dan kelemahan adalah
Aktivitas dalam kendali organisasi yang prestasinya luar biasa baik atau buruk. Kekuatan dan kelemahan tersebut muncul dalam aktivitas manajemen , pemasaran,keuangan / akunting ,produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi komputer suatu bisnis.

Tujuan adalah
Tujuan merumuskan apa yang akan diselesaikan dan kapan akan diselesakan dan
sebaiknya diukur jika memungkinkan.
Sasaran adalah
Pernyataan terbuka yang berisi satu harapan yang akan diselesaikan tanpa perhitungan apa yang akan dicapai dan tidak ada penjelasan waktu penyelesaian.

Sasaran jangka panjang
Sasaran : dapat ditentukan sebagai hasil spesifik yang ingin dicapai sebuah organisasi
dengan melakukan misi dasarnya.

Jangka panjang : berarti lebih dari satu tahun
Strategi adalah
- Merupakan cara untuk mencapai sasaran jangka panjang.
- Rumusan peerncanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya.

Sasaran tahunan adalah
Patokan jangka pendek yang harus dicapai oleh organisasi dalam rangka mencapai sasaran yang panjang.

Kebijakan adalah
- Merupakan cara untuk mencapai sasaran tahunan. Kebijakan termasuk pedoman, peraturan,dan prosedur yang ditetapkan untuk emndukung usaha mencapai sasaran yang sudah dinyatakan.
- Kebijakan menyediakan pedoman luas untuk pengambilan keputusan organisasi secara keseluruhan
- Kebijakan juga merupakan pedoman luas yang menghubungkan perumusan startegi dan implementasi.

Implementasi strategi adalah Proses di mana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur.

Program adalah Pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai.

Anggaran adalah Program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.

Prosedur adalah Sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan.

Evaluasi dan pengendalian adalah Proses yang melaluinya aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan.




MENILAI FAKTOR EKSTERNAL

Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Oleh karena itu agar sukses dalam jangka waktu lama, organisasi harus seirama dengan lingkungan eksternal. Harus ada kesesuaian strategis antara keinginan lingkungan dengan apa yang ditawarkan oleh perusahaan, demikian juga antara kebutuhan perusahaan dengan apa yang dapat disediakan oleh lingkungan.

Prediksi yang terjadi sekarang adalah lingkungan untuk semua organisasi akan menjadi lebih tidak pasti dalam beberapa tahun ke depan.
Ketidakpastian lingkungan mengacu pada gabungan antara tingkat kompleksitas dengan tingkat perubahan dalam lingkungan eksternal organisasi. Ketidakpastian lingkungan merupakan ancaman bagi manajemen strategis karena ketidakpastian menghambat kemampuan organisasi untuk mengembangkan rencana jangka panjang dan untuk membuat keputusan strategis untuk menjaga perusahaan seimbang dengan lingkungan eksternal.

Manajemen harus mengamati/audit lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi kesempatan dan ancaman yang mungkin terjadi. Pengamatan/audit lingkungan (Hunger,2003:113) adalah pemantauan, pengevaluasian, dan penyebaran informasi dari lingkungan eksternal kepada orang-orang kunci dalam perusahaan. Pengamatan lingkungan adalah alat manajemen untuk menghindari kejutan strategis dan memastikan
kesehatan manajemen dalam jangka panjang.

Tujuan dari audit eksternal adalah
- Untuk mengembangkan daftar terbatas peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan dan ancaman yang harus dihindari.
- Mengenali variabel kunci yang menawarkan respon yang dapat dilakukan

Kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima katagori besar :
1. kekuatan ekonomi yang mengatur pertukaran material, uang, energi dan informasi
2. kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan yang mengatur nilai-nilai, adat istiadat dan kebiasaan lingkungan
3. kekuatan teknologi yang menghasilkan penemuan pemecahan masalah
4. kekuatan pesaing, perusahaan memberikan perhatian pada persaingan yang ada dalam industrinya dan harus menilai pentingnya enam kekuatan kunci untuk sukses yaitu ancaman pendatang baru, persaingan di antara perusahaan yang telah ada, ancaman produk pengganti, bargaining power (kekuatan penawaran) pemasok, kekuatan penawaran pembeli, dan kekuatan relatif dari stakeholder yang lain.

Perubahan dalam kekuatan eksternal diterjemahkan menjadi perubahan dalam permintaan konsumen untuk produk industri serta produk dan jasa konsumen. Kekuatan eksternal mempengaruhi secara langsung pemasok dan distributor. Mengenali dan mengevaluasi peluang dan ancaman eksternal membuat organisasi mampu mengembangkan misi yang jelas, mendesain strategi untuk mencapai sasaran jangka panjang dan mengembangkan kebijakan untuk mencapai sasaran tahunan. Mengidentifikasi faktor-faktor strategis eksternal Jika dianalisis, data lingkungan akan membentuk sekumpulan isu lingkungan
strategis, di mana tren dan perkembangan dapat digunakan untuk menentukan kondisi
yang akan datang. Akan tetapi, sepanjang manajemen strategis diperrhatikan , trend dan
perkembangan tersebut harus menganalisis lebih jauh isu-isu lingkungan strategis untuk
mengidentifikasi pentingnya isu tersebut bagi masa depan perusahaan. Faktor strategis eksternal perusahaan (Hunger,2003:117) adalah isu-isu lingkungan strategis yang dianggap memiliki probabilitas tinggi untuk terjadi dan probabilitas tinggi untuk mempengaruhi perusahaan.

ETIKA KOMUNIKASI KANTOR

ETIKA KOMUNIKASI KANTOR

A. ETIKA, ETIKET, DAN MORAL

1. Etika
Kata etika, sering disebut pula dengan istilah etik, atau ethics (bahasa inggris), mengandung banyak pengertian.

Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata latin “ethicus” dan dalam bahasa Yunani disebut “ethicos” yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuataan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan tidak dapat dinilai baik.
Etika juga disebut ilmu normatifk, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Etika merupakan cabang filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan kadang-kadang orang memakai istilah filsafat etika, filsafat moral, atau filsafat susila. Dengan demikian dapat dikatakan, etika ialah penyelidikan filosofis mengenai kewajiban-kewajiban manusia, dan hal-hal yang baik dan buruk. Etika adalah penyelidikan filsafat bidang moral. Etika tidak membahas bagaimana manusia itu seharusnya beringakah laku benar. Etika juga merupakan filsafat praktis manusia. Etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai, yang menitikberatkan pada pencarian salah dan benar atau dalam pengertian lain tentang moral dan immoral.

Kode etik
Kode etik adalah tatanan etika yang disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu.
Contoh:
kode etik jurnalistik, kode etik perwira, kode etik kedokteran.
Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sangsi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.
Norma agama dan norma kesusilaan berlaku secara luas di setiap kelompok masyarakat bagaimanapun tingkat peradabannya.Sedangkan norma kesopanan dan norma kebiasaan biasanya hanya dipelihara atau dijaga oleh sekelompok kecil individu saja,sedangkan kelompok masyarakat lainnya akan mempunyai norma kesopanan dan kebiasaan yang terdi

Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajakan, tentang penilaian dari perbuataan seseorang.
2 Etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya seseorang dikatakan etis apabila orang itu telah berbuat kebajikan.
3. Etika sebagai filsafat, yantg mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan.

Kita juga sering mendengar istilah descriptive ethics, normayive ethics dan philosopy ethics.
a) descriptive ethics, ialah gambaran atau lukisan tentang etika,
b) Normative ethics, ialah norma-norma tertentu tentang etika agar seseorang dapat dikatakan bermoral,
c) Philosopy ethics, ialah etika sebagai filsafat, yang menyelidiki kebenaran.

Etika sebagai filsafat, berarti mencari keterangan yang benar, mencari ukuran-ukuran yang baik dan yang buruk bagi tingkah laku manusia, serta ingin mencari norma norma, ukuran-ukuran mana susila itu, tindakan manakah yang dianggap paling baik.

Dalam filsafat, masalah baik dan buruk (good and evil) dibicarakan dalam etika. Tugas etika, tidak lain berusaha untuk mengetahui hal yang baik dan dikatakan buruk. Sedang tujuan etika, adalah agar manusia mengetahui dan menjalankan prilaku, sebab prilaku yang baik itu bukan saja penting bagi orang lain, bagi masyarakat, bagi bangsa dan negara, dan yang terpenting bagi Tuhan Yang Maha Esa

Etika pribadi dan etika sosial

Dalam kehidupan masyarakat kita mengenal :
(1) etika pribadi dan
(2) etika sosial.

Untuk mengetahui etika pribadi dan etika sosial diberikan contoh sebagai berikut.
Etika pribadi, misalnya : Seseorang yang berhasil dalamb bidang usaha (wiraswasta) dan menjadi sesseorang yang kaya raya (jutawan). Ia disibukan dengan usahanya sehingga lupa akan dirinya untuk keperluan hal-hal yang tidak terpuji dimata masyarakat (mabuk-mabukan, suka menggangu ketentraman keluarga, dan orang lain). Dari segi usaha, memang ia berhasil memperkembangkan usahanya sehingga ia menjadi jutawan, tetapi ia tidak berhasil (gagal) dalam mengembangkan etika pribadinya.
etika sosial, misalnya : Seseorang pejabat pemerintah (negara) dipercaya untuk mengelola keuangan negara. Uang milik negara berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Pejabbat tersebut ternyata melakukan penggelapan uang negara untuk kepentingan diripribadinya, dan tidak dapat mempertanggung jawabkan uang yang dipakainya itu kepada pemerintah. Perbuatan pejabat yang mempergunakan uang rakyat untuk kepentingan diri pribadi tersebut, adalah perbuatan yang merusak etika sosial.

2. Etiket

Dua istilah, yaitu etika dan etiket dalam kehidupan sehari-hari kadang-kadang diartikan sama, dipergunakan silih berganti. Kedua istilah tersebut memang hampir sama, dipergunakan silih berganti. Kedua pengertian tersebut memang hampir sama pengertiannya, tetapi tidak sama dalam hal titik berat penerapan atua pelaksanaannya, yang satu lebih luas daripada yang lainnya.

Istilah etiket, berasal dari kata prancis etiquette, yang berarti kartu undangan, yang lazim dipakai oleh raja-raja Prancis apabila mengadakan pesta. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah etiket berubah bukan lagi berarti kartu undanga yang dipakai oleh raja-raja apabila mengadakan pesta. Dalam itilah sekarang etiket lebih dikenal dengan cara duduk, cara menerima tamu dirumah maupun dikantor dan sopan santun lainnya. Jadi, etiket adalah aturan sopan santun dalam pergaulan.
Dalam pergaulan hidup, etiket itu merupakan tata cara dan tata krama yang baik dalam menggunakan bahasa maupun dalam tingkah laku. Etiket merupakan sekumpulan peraturan-peraturan kesopanan yang tidak tertulis, namun sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses dalam perjuangan hidup yang penuh dengan persaingan itu.

Etiket juga merupakan aturan-aturan konvensional mengenai tingkah laku individual dalam masyarakat beradap ; merupakan tatacara formal atau tata krama lahiriah untuk mengatur telasi antarpribadi, sesuai dengan status sosial masing-masing individu.

Etiket didukung oleh berbagai macam nilai, antara lain :
1.nilai-nilai kepentingan umum,
2.nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, kebaikan,
3.nilai-nilai kesejahteraan,
4.nilai-nilai kesopanan, harga-menghargai,
5.nilai diskresi (discretion = pertimbangan) penuh pikir, mampu membedakan sesuatu yang patut dirahasiakan dan yang boleh dikatakan/tidak dirahasiaka.

Diatas dikatakan, bahwa etiket merupakan kumpulan cara dan sikap perbuataan yang lebih bersifat jasmaniah atau lahiriah saja. Etiket sering disebut juga tata krama, yakni kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antarmanusia setempat. Tata berari adat, aturan, norma, peraturan, sedangkan krama berarti sopan santun, kebiasaan sopan santun, atau tata sopan santun. Sedangkan etika menunjukan seluruh sikap manusia yang bersifat jasmaniah maupun bersifat rohaniah. Kesadaran manusia terhadap baik dan buruk disebut kesadaran etis atau kesadaran moral.

3. Moral
Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradap. Moral juga berarti ajaran baik dan buruk perbuatan, dan kelakuan (akhlak). Moralisasi, berarti uraian (pandang, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Demoralisasi berarti kerusakan moral.
Menurut asal katanya moral dari kata mores dari bahasa latin, kemudian diterjemahkan menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari-hari, yang dimaksud dengan kesusilaan bukan mores, tetapi petunjuk-petunjuk untuk kehidupan sopan santun, dan tidak cabul. Jadi, moral adalah aturan kesusilaan, yang meliputi semua norma untuk kelakuan, perbuatan tingkah laku yang baik. Kata susila beradal dari bahasa sansekerta, su artinya lebih baik, sila berarti dasar-dasar prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan hidup. Jadi, susila berarti peraturan-peraturan hidup yang lebih baik.

Pengertian moral dibedakan dengan pengertian kelaziman. Meskipun dengan praktek kehidupan sehari-hari kedua pengertian itu tidak tampak jelas batas-batasnya. Kelaziman adalah kebiasaan yang baik tanpa pikiran panjang dianggap baik, layak, sopan santun tata krama, dan sebagainya. Jadi, kelaziman itu merupakan norma-norma yang diikuti tanpa berfikir panjang dianggap baik yang berdasarkan kebiasaan atau tradisi.

Moral juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Moral murni
Moral murni adalah moral yang terdapat pada setiap manusia sebagai, suatu pengenjawatahan dari pancaran illahi, moral murni disebut juga hati nurani.
2. Moral terapan
Moral terapan adalah moral yang didapat dari ajaran berbagai ajaran filosofis, agama, adat, yang menguasai putaran manusia.

B. KODE ETIK DAN ETIKA JABATAN

1. Kode etik
Sehubungan dengan pengertian etika sering kita mendengar istilah kose etik dan etika jabatan.
Kose etik merupakan aturan-aturan susila, atau sikap akhlak yang ditetapkan bersama dan ditaati bersama oleh para anggota, yang tergabung dalam suatu organisasi ( organisasi profesi).
Oleh karana itu, kode etik merupakan suatu bentuk persetujuan bersama, yang timbul secara murni dari diri pribadi para anggota.
Kode etik merupakan serangkaian ketentuan dan peraturan yang disepakati bersama guna mengatur tingkah laku para anggota organisasi (organisasi profesi). Kode etik lebih meningkatkan pembinaana para anggota sehingga mampu memberikan sumbangan yang berguna dalam pengabdiannya di masyarakat.

Kita sering mendengar kode jurnalistik, berarti aturan tata susila yang berlakau dalam bidang kewartawanan. Kode etik pada umumnya dirumuskan pada rapat umum (kongres) organisasi. Kose etik wartawan, dirumuskan oleh para wartawan yang tergabung dalam PWI (Persatuan Wartawan Indonesia). Kode etik pengacara, dirumuskan oleh Peradin (Persatuan Advokat Indonesia). Kode etik kedokteran, dirumuskan oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia).
KORPRI (Korps Pegawai Repulik Indonesia), memiliki kode etik, yang merupakan pedoman sikap dan tingkah laku bagi setiap anggota KORPRI dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik KORPRI disusun dan ditetapkan oleh Dewan Pembina Pusat bersama-sama dengan Pengurus Pusat KORPRI. Sebagai dasar dalam menyusun kode etik KORPRI, ditetapkan Landasan dasar Etika KORPRI. Landasan dasar etika KORPRI ditetapkan oleh Munas KORPRI.
Sebagai contoh, dibaeah ini saya kutipkan”Sapta Prasetya KORPRI”, yang merupakan kode etik KORPRI sebagai berikut.

2. Etika jabatan

Istilah jabatan berasal dari kata job (bahasa ionggris). Kata job dalam bahasa
indonesia sering diterjemahkan dengan berbagai istilah. Ada yang menertejemahkan dengan kata tugas. Istilah yang paling sering dipergunakan ialah kata jabatan.
Dibawah ini akan diuraikan secara rinci pengertian tentang: jabatan,, job position sebagai berikut.
Jabatan merupakan sekelompok position yang sama dalam suatu perusahaan. Position yang sama dalam suatu perusahaan. Position adalah, sekelompok “task” yan g dilakukan hanya oleh seorang pegawai. Task adalah suatu satuan pekerjaan.
Job didefinisikan sebagai sekelompok position yang mengandung banyak persamaan dalam tugas, kecakapan, pengetahuan, dan tanggung jawab. Job itu tidak berhubungan dengan orang perorangan, sedangkan position itu berhubungan dengan orang perorangan. Job menunjukan apa yang dilakukan, bukan orang lain yang mengerjakan.
Dalam pengertian sehari-hari istilah jabatan sering diartikan kedudukan seseorang dalam suatu struktur organisasi.Dalam hubungannya dengan pengertian “Etika Jabatan” yang dimaksut dengan jabatan, adalah jabatan seperti yantg dimaksut dalam Undang-Undang Nomer. 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974, yan g dimaksut jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang pegawai dalam rangka susunan suatu organisasi.
Dengan demikian, yang dimaksut dengan etika jabatan, adalah norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah, ukuran-ukuran, yang diterima dan ditaati oleh para pegawai, yang berubah peraturan-peraturan atau hal-hal yang sudah merupakan kebiasaan (yang baik), dan dianggap setiap pegawai sudah mengetahui dan melaksanakannya.
Dapat juga dikatakan bahwa etika jabatan, adalah kebiasaan yang baik atau peraturan yang diterima dan ditaati oleh pegawai-pegawai dan kemudian mengendap menjadi normatif.
Etika jabatan sangat penting dalam rangka pembinaan pegawai negri untuk meningkatkan mutu serta mewujudkan aparatur negara yang bersih dan berwibawa. Disamping itu, dengan melaksanakan etika jabatan akan tercipta suatu sistem pangkat dan jabatan yang baik dan sehat di negara kita.


C. KOMUNIKASI KANTOR

Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan.
Komunikasi yang akan dibicarakan adalah komunikasi kantor yakini komunikasi yang terjadi dan berlangsung dalam kantor, atau ada yang menyebut dengn istilah tata hubungan kantor (Office comunitation).
Kantor adalah orang-orang, demikian dikatakan oleh G.R.Terriy dalam bukunya Office Organitation and Motivation. Pernyataan ini mengandung suatu pengertiaan, bahwa merupakan suatu kenyataan pekerjaan kantor itu dilaksanakan oleh orang-orang, dan untuk kepentingan orang-orang. Wajah kantor sangat ditentukan oleh aktifitas orang-orang yang ada dalam kantor. Perlu diperhatikan dengn lanjut bahwa pengertian kantor tidak cukup hanya melihat gedung atau orang-orang yang ada dalam gedung, tetapi harus melihat kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang ada dalam gedung itu. Tempat itu dinamakan kantor apabila orang-orang yang ada didalamnya melakukan kegiatan yang bersifat tulis menulis. Dinegara kita kegiatan itu disebut dengan istilah yang lebih populer “tata usaha”. Jadi, suatu tempat dimana dilaksanakan kegiatan tata usaha disebut kantor.
Dapat pula dikatakan, kantor merupakan pusat pengolahan keterangan-keterangan, tempat para pejabat berkumpul untuk merundingkan segala sesuatu guna kepentingan kantor, tempat pegawai menyelesaikan pekerjaan administrasi atau pekerjaan tata usaha.
Kantor adalah keseluruhan gedung dengan ruang-rurang kerjanya yang menjadi tempat pelaksanaan tata usaha dan kegiatan-kegiatan manajemen maupun pelbagai tugas resmi lainnya dari pimpinan suatu organisasi.
Pada dasarnya pengertian kantor dapat ditinjau dari dua segi,yaitu:
1. segi fisik
2. segi aktivitas.
Sari segi fisiknya: adalah kantor dalam arti sempit,kantor dalam bentuk luarnya atau gedungnya,sehingga bersifat statis.dalam arti statis,kantor merupakan suatu tempat pelaksanaan kegiata tata usahaatau pelaksanaan kegiatn yang bersifat tulis menulis. pekerjaan kantor atau tata usaha sering disebut dengan berbagai istilahmisalnya, office work,clerical work,paper work,admministratie(bahasa Belanda). Semua istilah itu,mengandung pengertian yang sama,yaitu kegiatan kantor,kegiatan yang bersifat tulis menulis atau kegiatan tata usaha.

Dari segi aktifitas atau kegiatannya, kantor mempunyai sifat sinamis, dalam arti ada pembagian tugas. Komunikasi kantor adalah suatu proses penyampaian berita dari suatu pihak kepada pihak yang lain (dari seseorang kepada orang lain, dari suatu yunit ke unit lain) yang berlangsung atau yang terjadi dalam suatu kantor.

Komunikasi kantor dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
Tata hubungan administrasi, disebut juga tata hubungan fungsi, yakni fungsi setiap orang yang mempunyai fungsi atau kedudukan sebagai administrator atau sebagai manager. Jadi tata hubungan administrasi, adalah tata hubungan yang dilakukan oleh setiap orang yang mempunyai fungsi atau kedudukan sebagai administrator atua sebagai manegeer dengan para bawahan atau para pelaksananya yang mengandung unsur perintah.
Hubungan tata usaha, adalah hubungan yang terjadi atau yang berlangsung antara satuan organisasi dalam suatu organisasi, yang tidak mengandung unsur perintah.

ETIKA KOMUNIKASI KANTOR

“etika komunikasi kantor”, merupakan suatu rangkuman istilah yang mempunyai pengertian
tersendiri. Etika berarti norma, nilai, kaidah, atau ukuran tingkah laku yang baik. Komunikasi kantor ialah penyampaian warta yang mengandung macam-macam keterangan dalam bidang tata usaha dari seseorang kepada orang lain yang terjadi dalam lingkungan suatu kantor.
Pada dasarnya komunikasi kantor dapat berlangsung secara lisan maupun tertulis. Secara lisan, dapat terjadi secara langsung (tatap muka, face to face) tanpa melalui perantara. Secara tidak langsug berarti melalui suatu perantara (telpon). Secara tertulis misalnya dengan menggunakan surat.
Komunikasi kantor merupakan hubungan antara pegawai dengan pegawai lainnya.etika merupaka syarat mutlak dalam hubungan antar pagawai.oleh karena itu,setiap pegawai kantor dalam menjalankan tata hubungan kantor harus mempunyai:
Kesusilaan,dan atau budi pekerti yang baik
Kesopanan dalam segala segi kehidupan dan tindakannya.
Etika menjadi atau pedoman bagi pegawai dalam berhubungan atau dalam berkomunikasi.

ARTI PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM SUATU KANTOR

Komunikasi merupakan salah satu bidang yang sangat panting dalam kegiatan kantor menilik hakikat kantor sebagai kumpulan orang yang bersama-sama menyelenggarakan kegiatan kantor atau kegiatan ketatausahaan.seorang manajer harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua pegawai kantor baik secara horisontal maupun vertikal atau secara diagonal.pengurusan innformasi atau information handling yakni menyampaian dan penerimaan berita, akan berjalan dengan baik bila dalam kantor itu terdapat komunikasi yang efektif.

Macam Norma - Norma Sopan Santun, Agama & Hukum - Kebiasaan Yang Berlaku dalam Kehidupan Sehari-Hari
Berikut di bawah ini adalah beberapa norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Norma memiliki fungsi sebagai pedoman dan pengatur dasar kehidupan seseorang dalam bermasyarakat untuk mewujudkan kehidupan antara manusia yang aman, tentram dan sejahtera.
1. Norma Sopan Santun
Norma sopan santun adalah norma yang mengatur tata pergaulan sesama manusia di dalam masyarakat.
2. Norma Agama
Norma agama adalah norma yang mengatur kehidupan manusia yang berasal dari peraturan kitab suci melalui wahyu yang diturunkan nabi berdasarkan atas agama atau kepercayaannya masing-masing. Agama adalah sesuatu hal yang pribadi yang tidak dapat dipaksakan yang tercantum dalam undang-undang dasar '45 pasal 29.
3. Norma Hukum
Norma hukum adalah norma yang mengatur kehidupan sosial kemasyarakatan yang berasal dari kitab undang-undang hukum yang berlaku di negara kesatuan republik indonesia untuk menciptakan kondisi negara yang damai, tertib, aman, sejahtera, makmur dan sebagainya.

Norma sosial

Pemilihan mis universe di Indonesia menjadi kontroversi karena menampilkan wanita Indonesia berpakaian renang dianggap tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku di Indonesia
Norma sosial adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.
Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan memperolehhukuman. Misalnya, bagi siswa yang terlambat dihukum tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang mencontek pada saat ulangan tidak boleh meneruskan ulangan.
Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-norma itu disusun atau dibentuk secara sadar. Norma dalam masyarakat berisis tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar.

Tingkatan norma sosial
Berdasarkan tingkatannya, norma di dalam masyarakat dibedakan menjadi empat.
· Cara (usage)
Cara adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus-menerus.
Contoh:
cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan suara seperti hewan.
· Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan merupakan suatu bentuk perbuatan berulang-ulang dengan bentuk yang sama yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan-tujuan jelas dan dianggap baik dan benar.
Contoh:
Memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan atau kedudukan, memakai baju yang bagus pada waktu pesta.
· Tata kelakuan (Mores)
Tata kelakuan adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Dalam tata kelakuan terdapat unsur memaksa atau melarang suatu perbuatan. Fungsi mores adalah sebagai alat agar para anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut.
Contoh:
Melarang pembunuhan, pemerkosaan, atau menikahi saudara kandung.
· Adat istiadat (Custom)
Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya. Koentjaraningrat menyebut adat istiadat sebagai kebudayaan abstrak atau sistem nilai. Pelanggaran terhadap adat istiadat akan menerima sanksi yang keras baik langsung maupun tidak langsung. Misalnya orang yang melanggar hukum adat akan dibuang dan diasingkan ke daerah lain.

Macam norma sosial
Norma sosial di masyarakat dibedakan menurut aspek-aspek tertentu tetapi saling berhubungan antara satu aspek dengan aspek yang lainnya. Pembagian itu adalah sebagai berikut.

Norma agama
Norma agama berasal dari Tuhan, pelanggarannya disebut dosa
Norma agama adalah peraturan sosial yang sifatnya mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar atau diubah ukurannya karena berasal dariTuhan. Biasanya norma agama tersebut berasal dari ajaran agama dan kepercayaan-kepercayaan lainnya (religi). Pelanggaran terhadap norma ini dinamakan dosa.
Contoh:
Melakukan sembahyang kepada Tuhan, tidak berbohong, tidak boleh mencuri, dan lain sebagainya.

Norma kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak. sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik dan apa pula yang dianggap buruk. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat sanksi pengucilan secara fisik (dipenjara, diusir) ataupun batin (dijauhi).
Contoh:
Orang yang berhubungan intim di tempat umum akan dicap tidak susila,melecehkan wanita atau laki-laki didepan orang

Norma kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan celaan, kritik, dan lain-lain tergantung pada tingkat pelanggaran.
Contoh:
Tidak meludah di sembarang tempat, memberi atau enerima sesuatu dengan tangan kanan.

Norma kebiasaan
Norma kebiasaan adalah sekumpulan peraturan sosial yang berisi petunjuk atau peraturan yang dibuat secara sadar atau tidak tentang perilaku yang diulang-ulang sehingga perilaku tersebut menjadi kebiasaan individu. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat celaan, kritik, sampai pengucilan secara batin.
Contoh:
Membawa oleh-oleh apabila pulang dari suatu tempat, bersalaman ketika bertemu

KODE ETIK
TATA LAKU PROFESI ARSITEK


MUKADIMAH
Sabagai warga negara yang sadar akan panggilan, pemeliharaan, pertumbuhan, dan perkembangan kebudayaan, yang berusaha dalam batas kemampuannya maka arsitek mengapdikan pengaturan dan kecakapannya dengan cara-cara, pemikiran-pemikiran dan pendekatan-pendekatan yang positif ilimiah dan sesuai dengan penuh rasa tanggung jawab kepada Tuhan Maha Esa, uamat manusia, nusa, bangsa dan diri pribadi.
Yakin akan arsitektur bagi kesejahteraan rohani dan jasmani masyarakat, maka arsitek wajib dalam memberi bimbingan dalam arsitektur sebagai orang kepercayaan dan penasehat yang ahli serta penuh itikad yang sebaiknya.
Dalam segala tata lakunya anggota Ikatan Arsitek Indonesia berpegang teguh pada mukadimah ini dengan keyakinan bahwa penyimpangan dari Kode Tata Laku Profesi adalah mencemarka kehormatan jabatan, kedudukan dan martabat arsitek.
Pokok yang diuraikan dalam pasal-pasal berikut ini sungguh pun pada hakikatnya tiada meliputi segala kemungkinan dan tiada pula sempurana sepatutnya ditafsirkan dan sesuia dilakukan dengan Mukadimah tersebut diatas.
Anggota Ikatan Arsitek Indonesia diwajibkan menaati syarat-syarat Kode Tata Laku Profesi yang dimuat dalam pasal-pasal berikut ini.

Pasal 1
Dalam menunaikan tugas yang dipercayakan kepadanya, mengarahkan segala keahlian dan pengalaman yang ada padanya hanya untuk kepentingan pihak pemberi tugas, sepanjang kepentingan ini tidak melanggar Kode Tata Laku Profesi.

Pasal 2
Tidak menerima tugas/pekerjaan dimana terdapat pertentangan-pertentangan akaibat kepentingan pribadi yang berlawananb dengan tanggung jawab serta kewajiban dari pada Profesi Arsitek.

Pasal 3
Tidak menerima lain macam imbalan jasa, kecuali gaji dalam hubungan kerja sebagai pegawai, atas hanonarium dari pergantian ongkos menurut peraturan imbalan jasa, yang dinyatakan belaku oleh Ikatan Arsitek Indonesia dalam hubungan kerja sebagai Arsitek atau Konsultan dengan praktek swasta.

Pasal 4
Tidak bersaing terhadap sesama Rekan Arsitek dengan imbalan jasa yang lebih rendah dari pada peraturan imbalan jasa yang dinyatakaan berlaku oleh Ikatan Arsitek Indonesia.

Pasal 5
Tidak mencoba merebut pekerjaan yang sedang dalam taraf perundingan antara pemberi tugas dengan sesama rekan Arsitek.

Pasal 6
Tidak menerima pekerjaan yang dimaksud dalam Pasal 4, jika belum ada kepastian mengenai putus hubungan kerja disertai penyelesaan segala kewajiban pemberi tugas kepada sesama reka Arsitek termaksud.

Pasal 8
Sebagai Arsitek tidak mengadakan kerja sama dalam bentuk asosiasi (“Partnership”) dengan lain macam bidang uasaha, kecuali dengan Profesi yang sejiwa seperti Perancanaan Kota (Planner). Arsitek Pertamanan, Arsitek Interior, Konstruktor dan konsultan ahli-ahli lainnya.

Pasal 9
Tidak turut dalam Senyambar yang tidak berdasarkan peraturan senyambar yang disetujui oleh Ikatan Arsitek Indonesia.

Pasal 10
Tidak menandatangani gambar-gambar rencana, maupun uraian pekerjaan dan spesifikasi teknik hasil karya orang lain guma mendapatkan izin bangunan ayau legalitas hukum lainnya, kecuali dalam suatu hubungan kerja.

Pasal 11
Tidak merencanakan atau mengganggu nama sesama rekan Arsitek melainkan menyampaikan segala macam pengaduan kepada Ikatan Arsitek Indonesia.

Pasal 12
Tidak menggunakan rancangan dari sesama rekan Arsitek tanpa persetujuan.

Pasal 13
Memanfaatkan penemuannya atau hasil karyanya untuk kepentingan-kepentingan atas dasar pembayaran hak cipta (Royalti) yang pantas jika dipakai dalam tugas pekerjaan sesama rekan Arsitek dan tidak menambahkan pungutan bayaran apa pun juga, jika dipakai dalam tugas pekerjaan yang dilakukan sendiri.

Pasal 14
Bersikap dan bertindak loyal terhadap sesama rekan Arsitek mengusahakan sedapat mungkin rekan-rekan muda yang bekerja dibawah pimpinannya memperoleh kedudukan yang sesuai dengan kecakapannya membantu rekan-rekan muda pada umumnya untuk mendapatkan tugas pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya.

Pasal 15
Bersikap dan bertindak adil antara pemberi tugas, kontraktor dan lain pihak yang ada sangkut pautnya dalam pelaksanaan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya.


KODE ETIK
IKATAN PENERBIT INDONESIA (IKAPI)

Mukadimah:

Sadar bahwa profesi penerbit mempunyai aspek kultural yang turut menentukan martabat Bangsa dan Negara sehingga pertumbuhannya perlu juga dijaga agar berkembang ke arah yang sehat, maka IKAPI merasa perlu adanya Kode Etik Penerbit yang harus menjadi pegangan para penerbit. Maka untuk dapat memenuhi keperluan tersebut, Kongres ke X IKAPI telah menyetujui disahkan dan berlakunya KODE ETIK IKATAN PENERBIT INDONESIA (IKAPI) sebagai berikut :

I. UMUM
1). Penerbit anggota IKAPI berjiwa Pancasila yang menjadi dasar Negara Republik Indinesia.
2). Penerbit anggota IKAPI memenuhi Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia di samping mematuhi AD/ART AKAPI.
3). Penerbit anggota IKAPI menyesuaikan arah dan cara kerjanya dengan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).
4). Penerbit anggota IKAPI tidak boleh menerbitkan buku yang isinya merusak atau diduga dapat merusak budaya dan akhlak bangasa, atau menggangu keamanan negara dan bangsa.

II. KHUSUS
A. Sikap antar penerbit
1). penerbit anggota IKAPI menghormati suatu sama lain dan tidak melakukanpersaingan yang tidak sehat
2). Penerbit anggota IKAPI saling memupuk kerja sama dan rasa setia kawan,
Dem terpeliharanya iklim perbukuan yang sehat.
3.). Penerbit anggota IKAPI menhindarkan penjiplakan atau tindakan lainnya
Yang serupa yang dapat berakibat merugikan penerbit lainnya.
4). Penerbit anggota IKAPI mencari penyelesaan secara musyawarah, langsung
Atau melalui pihak ketiga sebelum menyelesaikannya lewat pengadilan negri, jika timbul sesuatu masalah atau perselisihan di antara penerbit.

B. Sikap kepada pengarang, penyadur penerjemah,dan ilustrator:
1). Penerbit anggota IKAPI harus menghormati hak cipta pengarang, penyadur,Penerjemah dan ilustrator.
2). Penerbit anggota IKAPI harus memelihara hubungan yang baik dan harmonis
Dengan pengarang, penyadur, penerjemah dan ilustrator serta mematuhi segala perjanjian yang telah dimufakati bersama.





C. Sikap kepada penyalur, pengecer dan konsumen :
Penerbit anggota IKAPI harus mengusahakan sebanyak mungkin untuk
Menyalurkan buku-buku yang diterbitkannya dengan perentaraan penyalur utama
(grosir), pengecer dan sedapt-dapatnya menghindari pelayanan langsung kepada
konsumen.

D. Hubungan internasional :
1). Penerbit anggota IKAPI harus menghormati Hak Cipta pengarang di luar negri.
2). Penerbit anggota IKAPI harus memperhatikan serta mengindahkan kepentingan bangsa dan negara, kepentingan penerbit nasional yang sedang dalam pertumbuhan manakah melaksanakan kerja sama dengan pihak luar negri.

PENJELASAN
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA

Pasal 1
SETIAP DOKTER HARUS MENJUNJUNG TINGGI, MENGHAYATI DAN MENGAMALKAN SUMPAH DOKTER.

Sebagai hasil Muktamar Ikatan Dokter Sedunia di Genave pada bulan September 1948 dikeluarkan suatu pernyataan yang kemudian diamandir di Sydney bulan Agustus 1968.
Pernyataan tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Majelis Pertimbangan Kesehatan dan Syara’ Departemen kesehatan RI dan panitia Dewan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kemudian dilakukan oleh pemerintah No. 26 Tahun 1960 dan disempurnakan oleh musyawarah kerja nasonal etik kedokteran II yang diselenggarakan pada tanggal 14, 15 dan 16 bulan Desember 1981 dijakarta dan diterima sebagai lafal Sumpah Dokter Indonesia yang berbunyi sebagai berikut :

Demi Allah saya bersumpah, bahwa :
Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan prikemanusiaan,
Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan
Kedokteraan,
Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila,
Sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.
Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan
Masyarakat.
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karana pekerjaan saya dan karna keilmuan saya sebagai dokter.
Saya tidak akan menggunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perkemanusiaan, sekalipun diancam.
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.
Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita.
Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh
oleh pertimbangan keagamaan, kebanggan, kesukaan perbedaan kelamin, politik keperiatinan atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita.
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya.
Saya akan perlakukan teman sejawat saya sebagaimana saya sendiri ingin diperlakukan.
Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia, saya ikarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.

Pasal 2
SEORANG DOKTER HARUS SENANTIASA MELAKUKAN PROFESINYA
MENURUT UKURAN YANG TERTINGGI

Yang dimaksud dengan ukuran yang tertinggi dalam melakukan profesi kedokteran
adalah sesuai dengan ukuran ilmu kedokteran mutahkir, etika umum, etika kedokteran,
hukum dan agama.

Ilmu kedokteran yang menyangkut segala pengetahuan dan keterampilan yang
telah diajarkan dan dimiliki, harus dipelihara dan dipupuk, sesuai dengan fitrah dan kemampuan dokter tersebut. Etika umum dan Etika Kedokteran harus diamalkan dalam melaksanakan profesi secara tulus ikhlas, jujur dan rasa cinta terhadap sesama manusia, serta penampilan tingkah laku, tutur kata dan berbagai sifat lain yagn terpuji, seimbang dengan martabat jabatan dokter.

Ijzah doktar yang dimiliki seseorang merupakan prasyrat untuk memperoleh izin kerja sesuai dengan profesinya (SID) dan (SIP).

Pasal 3 Undang-undang No. 6 tahun 1963 tentang TENAGA KESEHATAN.
Syarat-syarat untuk melakukan pekerjaan sebagai dokter/dokter gigi ialah :
a. Yang bersangkutan memiliki ijazah dokter/dokter gigi menurut peraturan yang berlaku.
b. Yang bersangkutan memiliki ijazah dokter/dokter gigi di luar negri yang sederajat dengan Universitas Negara menurut peraturan yang berlaku.
Pasal 5 Undang-undang No. 6 Tahun 1963 tentang TENAGA KESEHATAN. Untuk melakukan pekerjaan, baik pada Pemerintah, pada badan-badan Swasta maupun secara Swasta perseorangan, tenaga kesehatan yang dimaksud dalam pasal 3 dan pasal 4 harus memperoleh izin Mentri. Dengan adanya surat izi tersebut maka praktek dokter adalah syarat menurut hukum yang berarti setiap tindaka kedokteran yang sesuai dengan ilmu kedokteran boleh dilakukan. Sebaliknya bagi mereka yang tidak memiliki surat izin tidak dapat membuka praktek sekalipun telah memiliki ijazah dokter.
Konsekuensi pekerjaan ini ialah dokter mempunyai tanggung jawab yang besar, bukan saja terhadap manusia lain dan hukum, tetapi yang terpenting terhadap keinzafan batinnya sendiri, dan akhirnya kepada Maha Hakim, Allah Seru Serta sekalian Alam, penderita atau keluarganya aka menerima hasil usaha dari seseorang dokter, kalau ia percaya akan keahlian dokter itu dan kesungguhannya. Pendeknya seorang dokter harus menunaikan kewajiban dengan sungguh-sungguh dan inzaf akan beratnya tanggung jawab yang dipeluknya. Perlu diperhatikan bahwa kelakuan setiap dokter.
Yang diberikan kepada penderita yang dirawat hendaknya seluruh kemampuan sang dokter dalam bidang ilmu pengetahuan dan perkemanusiaan.


KODE ETIK
GURU INDONESIA

Guru indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Negara serta Kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada Undang-Undang Dasar 1945, turut bertanggung jaeab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 A gustus 1945. oleh sebab itu, guru Indonesia, terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memodomani dasar-dasar sebagai berikut :
1) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjwa Pancasila.
2) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran prefosenal.
3) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menjunjung berhasilnya proses belajar-mengajar.
5) Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6) Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan menungkatkan mutu dan martabat profesinya.
7) Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.
8) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdiannya.
9) Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.