Get the Weather Widget widget and many other great free widgets at Widgetbox! Not seeing a widget? (More info) hari esok lebih baik: Prinsip-Prinsip Belajar
BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 21 Juni 2010

Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses belajar mengajar . Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar. Dengan kata lain supaya dapat mengotrol sendiri apakah tugas-tugas mengajar yang dilakukannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar maka guru perlu memahami prinisp-prinsip belajar itu. Pentingnya guru memahami prinsip dari teori belajar menurut Lindgren dalam Toeti Sukamto (1992: 14 ) mempunyai alasan sebagai berikut :
Teori belajar ini membantu guru untuk memahami proses belajar yang terjadi di dalam diri siswa, Dengan kondisi ini guru dapat mengerti kandisi-kondisi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, memperlancar atau menghambat proses belajar; Teori ini memungkinkan guru melakukan prediksi yang cukup akurat tentang hasil yang dapat diharapkan suatu aktifitas belajar; Teori belajar merupakan sumber hipotesis atau dugaan-dugaan tentang proses belajar yang telah diuji kebenarannya melalui experimen dan penelitian. Dengan mempelajari teori belajar pengertian seseorang tentang bagaimana terjadinya proses belajar akan meningkat , Oleh karenanya sangatlah penting bagi seorang guru untuk memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip dari berbagai teori belajar.
Ada banyak teori-teori belajar , setiap teori memiliki konsep atau prinsip sendiri tentang belajar. Berdasarkan perbedaan sudut pandang ini maka teori belajar tersebut dapat dikelompokan. Teori belajar yang terkemuka diabad 20 ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu kelompok teori bahaviorisme dan kelompok teori kognitivisme. (Arif Sukadi,1987)
Menurut kelompok teori behaviorisme, manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang akan memberikan pengalaman-pengalamn belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkahlaku yang terjadi karena adanya stimuli dan respon yang dapat diamati. Menurut teori ini manupulasi lingkungan sangat penting agar dapat diperoleh perubahan tingkah laku yang diharapkan . Teori behaviorisme ini sangat menekankan pada apa yang dapat dilihat yaitu tingkah laku, tidak memperhatikan apa yang terjadi didalam fikiran manusia. Para ahli pendidikan menganjurkan untuk menerapkan prinsip penguatan (reinforcement) untuk mengidentifikasi aspek situasi pendidikan yang penting dan mengatur kondisi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa berhasil mencapai tujuan. Dalam menerapkan teori ini yang terpenting adalah guru harus memahami karakteristik si belajar dan karakteristik lingkungan belajar agat tingkat keberhasilan siswa selama kegiatan pembelajaran dapat diketahui. Tuntutan dari teori ini adalah pentingnya merumuskan tujuan belajar secara jelas dan spesifik supaya mudah dicapai dan diukur.
Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak diterapkan didunia pendidikan meliputi (Hartley & Davies, 1978 dalam Toeti S. 1992:23) :
Proses belajar dapat terjadi dengan baik bila siswa ikut dengan aktif didalamnya
Materi pelajaran disusun dalam urutan yang logis supaya siswa dapat dengan mudah mempelajarinya dan dapat memberikan respon tertentu;
Tiap-tiap respon harus diberi umpan balik secara langsung supaya siswa dapat mengetahui apakah respon yang diberikannya telah benar;
Setiap kali siswa memberikan respon yang benar maka ia perlu diberi penguatan.
Prinsip-prinsip bihaviorisme diatas telah banyak digunakan dan diterapkan dalam berbagai program pendidikan. Misalnya dalam pengajaran berprogram dan prinsip belajar tuntas (mastery learning). Dalam pengajaran berprogram materi pelajaran disajikan dalam bentuk unit-unit terkecil yang mudah dipelajari siswa, bila setiap unit selesai siswa akan mendapatkan umpanbalik secara langsung. Sedangkan dalam mastery learing materi dipecah perunit, dimana siswa tidak dapat pindah keunit di atasnya bila belum menguasai unit yang dibawahnya.
Kelompok teori kognitif beranggapan bahwa belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan perseptual untuk memperoleh pemahaman. Dalam model ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan dan perubahan tingkahlaku sangat dipengaruhi oleh proses berfikir internal yang terjadi selama proses belajar.
Prinsip-prinsip teori kognitifisme; menurut teori kognitivisme, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku. Teori ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dengan kontek situasi secara keseluruhan. Yang termasuk dalam kelompok teori ini adalah teori perkembangan Piaget, teori kognitif Bruner, teori belajar bermakna Ausebel dll.
Teori Perkembangan Piaget
Menurut Piaget perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem syaraf. Dengan bertambahnya umur maka susunan syaraf seseorang akan semakin komplek dan ini memungkinkan kemampuannya meningkat (Traves dalam Toeti 1992:28). Oleh karena itu proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya. Perjenjangan ini bersifat hierarkis yaitu melalui tahap-tahap tertentu sesuai dengan umurnya. Seseorang tidak dapat mempelajari sesuatu diluar kemampuan kognitifnya. Ada empat tahap perkembangan kognitif anak yaitu
Tahap sensorikmotorik yang bersifat internal ( 0-2 tahun)
Tahap preoperasional (2-6 tahun )
Tahap operasional konkrit (6-12 tahun)
Tahap formal yang bersifat internal (12-18 tahun)
Teori kognitif Bruner
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan. Tahap pertama adalah tahap enaktif, dimana siswa melakukan aktifitas-aktifitasnya dalam usahanya memahami lingkungan. Tahap kedua adalah tahap ikonik dimana ia melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Tahap ketiga adalah tahap simbolik, dimana ia mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika dan komunikasi dilkukan dengan pertolongan sistem simbol. Semakin dewasa sistem simbol ini samakin dominan.
Menurut Bruner untuk mengajar sesuatu tidak usah ditunggu sampai anak mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Dengan lain perkataan perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi disesuaikan dengan tingkap perkembangan kognitif mereka. Cara belajar yang terbaik menurut Bruner ini adalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan. (discovery learning)
Teori belajar bermakna menurut Ausubel
Menurut Ausubel belajar haruslah bermakna, dimana materi yang dipelajari diasimilasikan secara non-arbitrari dan berhubungan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Menurut Reilly & Lewis, (1983) ada dua persyaratan untuk membuat materi pelajaran bermakna yaitu
Pilih materi yang secara potensial bermakna lalu diatur sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan masa lalu;
Diberikan dalam situasi belajar yang bermakna;
Prinsip-prinsip teori belajar bermakna Ausebel ini dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar melalui tahap-tahap sebagai berikut :
mengukur kesiapan mahasiswa seperti minat, kemampuan dan struktur kognitifnya melalui tes awal, interview, review , pertanyaan-pertanyaan dan lain-lain tehnik;
memilih materi-materi kunci lalu penyajiannya diatur dimulai dengan contoh-contoh kongkrit dan kontraversial;
mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasi dari materi baru itu;
menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh tentang apa yang harus dipelajari,
memakai advan organizers;
mengajar mahasiswa memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang ada dengan memberikan fokus pada hubungan-hubungan yang ada
Menurut Hartley & Davies (1978), Prinsip-prinsip kognitifisme dari beberapa contoh diatas banyak diterapkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam melaksanakan kegiatan perancangan pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut adalah
Mahasiswa akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu;
Penyusunan materi pelajaran harus dari yang sederhana ke yang rumit. Untuk dapat melakukan tugas dengan baik mahasiswa harus lebih tahu tugas-tugas yang bersifat lebih sederhana;
Belajar dengan memahami lebih baik dari pada menghapal tanpa pengertian. Sesuatu yang baru harus sesuai dengan apa yang telah diketahui siswa sebelumnya. Tugas guru disini adalah menunjukkan hubungan apa yang telah diketahui sebelumnya;
Adanya perbedaan individu pada siswa harus diperhatikan karena faktor ini sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Perbedaan ini meliputi kemampuan intelektual, kepribadian, kebutuhan akan suskses dan lain-lain. (dalam Toeti Soekamto 1992:36)

Prinsip-prinsip (teori) Pembelajaran
Berbeda dengan teori belajar maka teori pembelajaran persifat preskriptif. Teori pembelajaran berusaha merumuskan cara-cara untuk membuat orang dapat belajar dengan baik. Ia tidak semata-mata merupakan penerapan dari teori atau prinsip-prinsip belajar walaupun berhubungan dengan proses belajar.
Dalam teori pembelajaran dibicarakan tentang prinsip-prinsip yang dipakai untuk memecahkan masalah-masalah praktis di dalam pembelajaran dan bagaimana menyelesaikan masalah yang terdapat dalam pembelajaran sehari hari. (Snelbaker,) Teori pembelajaran tidak saja berbicara tentang bagaimana manusia belajar tetapi juga mempertimbangkan hal-hal lain yang mempengaruhi manusia secara psycologis, biografis, antropologis dan sosiologis. Tekanan utama teori ini adalah prosedur yang telah terbukti berhasil meningkatakan kualitas pembelajaran yaitu ;
Belajar merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individu, yang merubah stimuli yang datang dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasil-hasil belajar ini memberikan kemampuan melakukan berbagai penampilan;
Kemampuan yang merupakan hasil belajar ini dapat dikatagorikan sebagai a. bersifat praktis dan teoritis.

Kejadian-kejadian di dalam pembelajaran yang mempengaruhi proses belajar dapat di kelompokkan ke dalam kategori umum, tanpa memperhatikan hasil belajar yang diharapkan. Namun tiap-tiap hasil belajar memerukan adanya kejadian-kejadian khusus untuk dapat terbentuk. (Gagne 1985 : )
Dari uraian di atas tampak bahwa teori pembelajaran merupakan suatu kumpulan prinsip-prinsip yang terintegrasi dan memberikan preskripsi untuk mengatur situasi agar siswa mudah mencapai tujuan belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran dapat diterapkan dalam pembelajaran tatapmuka dikelas maupun tidak seperti pembelajaran jarak jauh, terprogram dll. Teori pembelajaran juga memberi arahan dalam memilih metode pengajaran yang mana yang paling tepat untuk suatu pembelajaran tertentu. Sehubungan dengan itu berdasarkan teori yang mendasarinya yaitu teori psikologi dan teori belajar maka teori pembelajaran ini dapat dibagi ke dalam lima kelompok yaitu
Pendekatan modifikasi tingkahlaku; teori pembelajaran ini menganjurkan agar para guru menerapkan prinsip penguatan (reinforcment) untuk mengidentifikasi aspek situasi pendidikan yang penting dan mengatur kondisi sedemikian rupa yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru sangat penting untuk mengenal karakteristik siswa dan karakteristik situasi belajar sehingga guru dapat mengetahui setiap kemajuan belajar yang diperoleh siswa.
Teori Pembelajaran Konstruk Kognitif; teori ini diturunkan dari prinsip/teori belajar kognitifisme. Menurut teori ini prinsip pembelajaran harus memperhatikan perubahan kondisi internal siswa yang terjadi selama pengalaman belajar diberikan di dikelas. Pengalaman belajar yang diberikan oleh siswa harus bersifat penemuan yang memungkinkan siswa dapat memperoleh informasi dan ketrampilan baru dari pelajaran sebelumnya .(Bruner…)
Teori pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip belajar;
Dari berbagai teori belajar yang ada, Bulgelski (dalam Snelbecer : ) mengidentifikasi beberapa puluh prinsip kemudian dipadatkan menjadi empat prinsip dasar yang dapat diterapkan oleh para guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Ke empat prinsip dasar tersebut adalah
Untuk belajar siswa harus mempunyai perhatian dan responsif terhadap materi yang akan diajarkan. Jadi materi pembelajaran harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian si belajar.
Semua proses belajar memerlukan waktu, dan untuk suatu waktu tertentu hanya dapat dipelajari sejumlah materi yang sangat terbatas.
Di dalam diri orang yang sedang belajar selalu terdapat suatu alat pengatur internal yang dapat mengotron motivasi serta menentukan sejauh mana dan dalam bentuk apa seseorang bertindak dalam suatu situasi tertentu.
Pengetahuan tentang hasil yang diperoleh di dalam proses belajar merupakan faktor penting sebagai pengontrol. Disini ditekankan juga perlunya kesamaan antara situasi belajar dengan pengalaman-pengalaman yang sesuai dengan kehidupan nyata.
Teori Pembelajaran berdasarkan analisis tugas; teori pembelajaran yang ada diperoleh dari berbagai penelitian dilaboratorium dan ini dapat diterapkan dalam situasi persekolahan namun hasil penerapannya tidak selalui memuaskan oleh karena itu sangat penting untuk mengadakan analisis tugas (task analysis) secara sistematis mengenai tugas-tugas pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa, yang kemudian disusun secara hierarkis dan diurutkan sedemikian rupa tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.
Teori Pembelajaran berdasarkan Psikologi Humanistik; teori pembelajaran ini sangat menganggap penting teori pembalajaran dan psikoterapi dari suatu teori belajar. Prinsip yang harus diterapkan adalah bahwa guru harus memperhatikan pengalaman emosional dan karakteristik khusus siswa seperti aktualisasi diri siswa. Dengan memahami hal ini dapat dibuat pilihan-pilihan kearah mana siswa akan berkembang.
Agar belajar bermakna inisiatif siswa harus dimunculkan dengan kata lain siswa harus selalu dilibatkan dalam proses belajar mengajar. Pengajaran yang cocok untuk hal ini adalah dengan pengajaran eksperimental. (Toeti S. 1992:47)
——————————————————————————–
Transfer Belajar (Transfer of Learning)
Istilah Transfer belajar berasal dari bahasa Inggris “Transfer of learning” yang berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari matapelajaran yang satu ke matapelajaran yang lain atau dari kehidupan sehari-hari diluar lingkungan sekolah. Adanya pemindahan atau pengalihan ini menunjukkan bahwa ada hasil belajar yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memahami materi pelajaran yang lain. Hasil belajar yang diperoleh dan dapat dipindahkan tsb. dapat berupa pengetahuan (informasi verbal), kemahiran intelektual, keterampilan motorik atau afektif dll. Bila hasil belajar (pengetahuan) yang terdahulu memperlancar atau membantu proses belajar yang kemudian maka dikatakan telah terjadi ransfer belajar yang disebut transfer positif. Misalnya materi pelajaran biologi memudahkan siswa untuk memahami dan mempelajari materi geografi. Sebaliknya bila pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh lebih dahulu mempersulit proses belajar yang kemudian maka dikatakan telah terjadi transfer belajar negatif.
Sehubungan dengan pentingnya transfer belajar maka guru dalam proses pembelajaran harus membekali si belajar dengan kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya pelu diciptakan kondisi yang memungkinkan transfer belajar positip dapat terjadi.
Apa saja harus diperhatikan seorang guru agar proses transfer belajar berlangsung secara positif ? seorang guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif untuk terjadinya tansfer beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
Kemampuan Asli Si belajar
Keefektifan / kelancaran atau kemudahan transfer banyak dipengaruhi oleh kemampuan awal siswa atau pengetahuan yang lebih dahulu diketahui atau dikuasai. Suatu transfer akan mudah terjadi bila siswa sudah memiliki kemampuan awal yang berhubungan dengan materi tsb. Oleh karenanya untuk memudahkan proses transfer guru perlu mengetahui terlebih dahulu kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan.
Kebermaknaan materi/bidang studi bagi si belajar
Transfer belajar akan terjadi dengan lancar bila siswa merasakan/mengetahui kebermaknaan materi yang dipelajari bagi dirinya atau kehidupannya. Adanya makna/arti terhadap materi yang dipelajari akan menjadi pendorong bagi siswa untuk mempelajari materi tsb. Kebermaknaan ini pun akan memperlancar proses transfer.
Cara Mengajar
Transfer akan mudah terjadi bila penyajian materi dilakukan guru dengan menarik dan menggunakan berbagai matode yang bervariasi sehingga menarik dan meninggalkan kesan yang positif bagi siswa. Cara mengajar ini berhubungan dengan kemampuan guru untuk mengkaitkan materi pelajaran dengan kondisi / keadaan siswa yang dapat memotivasi siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Apa ada hubungan antara transfer belajar dengan pengembangan kurikulum ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada beberapa pandangan mengenai hakekat belajar dan apa konsekwensinya terhadap pengembangan kurikulum di sekolah.
Teori Generalisai
Menurut teori ini transfer belajar lebih berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menangkap struktur pokok, pola dan prinsip umum. Bila seorang siswa mampu menangkap konsep, kaidah dan prinsip untuk memecahkan persoalan maka siswa itu mempunyai bekal yang dapat ditransferkan ke bidang-bidang lain diluar bidang studi dimana konsepo, kaidah dan prinsip itu mula-mula diperoleh. Maka siswa itu dikatakan mampu mengadakan “generalisasi” yaitu mampu menangkap ciri-ciri atau sifat-sifat umum yang terdapat dalam sejumlah hal yang khusus. Generalisasi semacam itu sudah terjadi bila siswa membentuk konsep, kaidah, prinsip dan siasat-siasat pemecahan problem. Jadi kesamaan antara dua bidang studi tsb. tidak terdapat dalam unsur-unsur khusus melainkan dalam pola, dalam struktur dasar dan dalam prinsip.
Teori elemen identik
Pandangan ini dipelapori oleh Edwar Thorndike yang mengatakan bahwa transfer belajar dari satu bidang studi ke bidang studi yang lain atau dari pengalaman hidup sehari-hari terjadi berdasarakan adanya unsur-unsur yang sama (identik) dalam kedua bidang studi itu. Makin banyak unsur yang sama maka akan semakin besar terjadinya transfer belajar. Dengan kata lain terjadinya transfer belajar sangat tergantung dari banyak sedikitnya kesamaan unsur-unsur. Misalnya antara bidang studi aljabar dan ilmu ukur dll.
Menurut teori ini hakekat transfer belajar adalah pengalihan dari penguasaan suatu unsur tertentu pada bidang studi yang lain, makin banyak adanya unsur-unsur yang sama akan semakin besar terjadinya transfer belajar positip.
Sementara itu Gagne seorang ahli psikologi pendidikan mengatakan bahwa transfer dapat digolongkan dalam empat kategori yaitu transfer positip, transfer negatif, transfer vertikal dan transfer lateran.
Transfer positip dapat terjadi dalam diri seseorang apabila guru membantu si belajar untuk belajar dalam situasi tertentu dan akan memudahkan siswa untuk belajar dalam situasi-situasi lainnya. Transfer positif mempunyai pengaruh yang baik bagi siswa untuk mempelajari materi yang lain.
Transfer negatif dialami seseorang apabila si belajar dalam situasi tertentu memiliki pengaruh merusak terhadap ketrampilan/pengetahuan yang dipelajari dalam situasi yang lain. Sehubungan dengan ini guru berupaya untuk menyadari dan menghindarkan siswa-siswanya dari situasi belajar tertentu yang dapat berpengaruh negatif terhadap kegiatan belajar dimasa depan.
Transfer vertikal (tegak); terjadi dalam diri seseorang apabila pelajaran yang telah dipelajari dalam situasi tertentu membantu siswa tsb. dalam menguasai pengetahuan atau ketrampilan yang lebih tinggi atau rumit. Misalnya dengan menguasai materi tentang pembagian atau perkalian maka siswa akan lebih mudah mempelajari materi tentang pangkat. Agar memperoleh transfer vertikal ini guru dianjurkan untuk menjelaskan kepada siswa secara eksplisit mengenai manfaat materi yang diajarkan dan hubungannya dengan materi yang lain. Dengan mengetahui manfaat dari materi yang akan dipelajari dengan materi lain yang akan dipelajari dikelas yang lebih tinggi diharapkan ia akan mengikuti pelajaran ini dengan lebih serius.
Transfer lateral (ke arah samping) terjadi pada siswa bila ia mampu menggunakan materi yang telah dipelajari untuk mempelajari materi yang memiliki tingkat kesulitan yang sama dalam situasi lain. Dalam hal ini perubahan waktu dan tempat tidak mempengaruhi mutu hasil belajar siswa. Misalnya siswa telah mempelajari materi tentang tambahan, dengan menguasai materi tambahan maka siswa akan lebih mudah mempelajari materi yang lebih tinggi tingkat kesilitannya misalnya materi tentang pembagian. Contoh lainnya seorang siswa STM telah mempelajari tentang mesin, maka ia akan dengan mudah mempelajari teknologi mesin lain yang memiliki elemen dan tingkat kerumitan yang hampir sama.
Prinsip-prinsip Mengaktifkan Siswa Belajar
Salah satu tugas seorang guru adalah membimbing, mengarahkan siswa untuk aktif belajar. Dengan demikian seorang guru perlu mengetahui bagaimana cara mengaktifkan siswa untuk belajar yaitu dengan cara menciptakan kondisi yang merangsang, menantang daya pikir dan cipta si belajar sehingga ia aktif dalam merespon pelajaran. Menurut para ahli psikologi belajar ada beberapa prinsip yang dapat diterapkan untuk mengaktifkan siswa belajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
Motivasi
Motiv adalah daya yang dimiliki seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuaktu. Seorang guru perlu mengetahui apa yang menjadi pendorong siswanya dalam belajar atau melakukan sesuatu, hal ini sesuai dengan peran seorang guru yaitu sebagai motivator, agar senantiasa membangkitkan dan meningkatkan motiv positif untuk belajar. Ada dua motivasi yaitu motiv yang muncul dari dalam diri anak disebut motivasi intrinsik dan motiv dari luar diri si belajar (motivasi ekstrinsik). Motiv dari dalam dapat dilakukan dengan menggairahkan perasaan ingin tahu anak, mencoba-coba, keinginan untuk berhasil. Motivasi dari luar dapat dilakukan dengan memberikan ganjaran melalui pemberian pujian, atau hukuman dll. Motivasi intrinsik senantiasa untuk ditumbuhkan dalam diri siswa.
Latar dan konteks
Agar pemahaman si belajar meningkat dan terarah, maka materi pelajaran yang diberikan harus saling berkait sesauai dengan konteknya. Untuk itu pada setiap pembelajaran guru perlu mengetahui terlebih dahulu tingkat pengetahuan, ketrampilan,dan pengalaman yang telah dimiliki siswa. Agar materi yang dipelajari siswa bermakna dan mempunyai kesan dalam kehidupannya maka pada setiap pembelajaran materi yang akan diajarakan harus dikaitkan dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya. Dengan cara ini anak akan mudah menguasai pelajaran yang baru.
Keterarahan atau Fokus
Agar proses pembelajaran berjalan terarah, terfokus dan lancar, pada setiap akan mengajar perlu dibuat perencanaan yang matang. Perencanaan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai atau masalah apa yang akan dipecahkan dan bagimana cara memecahkannya. Misalnya akan mengajarkan tentang “manfaat udara dalam kehidupan manusia” maka fokus pengajaran adalah tentang Udara, meliputi : pengertian udara, dimana terdapat udara, manfaat udara bagi kehidupan manusia, hewan dll. Upayakan pembahasan tidak dimonopoli oleh guru, lakukan secara interaktif antara guru dan siswa. Mintalah pendapat siswa untuk menjawab hal tersebut menurut pengetahuan dan penghalamannya.
Hubungan sosial atau sosialisasi
Kerjasama guru dan siswa atau antara siswa dan keaktifan siswa dalam PBM sudah harus disiapkan pada saat membuat rencana pembelajaran. Siswa perlu dilatih untuk belajar bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Belajar sambil Bekerja
Pada dasarnya anak-anak menyukai belajar sambil bekerja atau melakukan suatu kegiatan, karenyanya dalam pbm dirancang dengan memberi kesempatan kepada anak untuk bekerja atau beraktifitas yang merangsang kemampuan otot dan berfikirnya. Semakin dewasa kadar bekerja anak akan berkurang dan kadar berfikirnya akan meningkatkan. Hal ini bukan berarti anak tidak memiliki kemampuan bekerja tetapi kemampuannya untuk berfikir kearah yang lebih tinggi akan meningkat. Sesuai dengan tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Perbedaan perorangan
Setiap siswa memiliki bakat, latarbelakang kehidupan, kemampuan , tingkat pengetahuan, sikap dan kebiasaan yang berbeda. Dengan kata lain setiap individu memiliki keunikan diri. Dalam belajar guru perlu memperhitungkn keunikan atau perbedaan siswa agar pembelajaran berjalan lancar. Pemahaman tentang kondisi siswa mendorong guru untuk memperlakukan siswa secara berbeda dan bersikap lebih bijaksana dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ada dalam kelas.
Prinsip Menemukan
Dalampembelajara tidak semua materi yang akan diajarkan disampaikan kepada siswa. Pada dasarnya setiap anak telah memiliki pengetahuan awal dan potensi untuk menemukan sendiri pengetahuan tersebut. Berikan siswa konsep-konsep inti dan mintalah siswa untuk menemukan dan membuktikannya sendiri konsep-konsep lain yang terkait dengan cara memberi pertanyaan yang merangsang daya pikir, menumbuhkan rasa ingin tahu dan menemukannya sendiri. Proses belajar aktif dapat mengurangi rasa bosan anak dalam belajar.
Memecahkan Masalah
Untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri yang dihadapi dalam kehidupan siswa, maka kbm harus diarahkan pada pemecaham masalah.hal ini diperlukan untuk menumbuhkan kepekaan siswa pada masalah-masalah yang ada disekiratnya. Terlebih dahulu siswa dihadapkan pada masalah kemudian dilatih untuk memecahkan masalahnya dengan baik. Yang penting adalah siswa memahami apa yang dihadapinya dan diajarkan untuk bertanggungjawab untuk memecahkannya sendiri seuai kemampuan. Bila cara belajar untuk memecahkan masalah dilatihkan pada anak maka proses cara belajar siswa aktif akan berhasil.
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
Mengapa pembelajaran dapat mengalami kegagalan? Antara lain unsur penyebabnya adalah tidak diterapkannya prinsip-prinsip pemebelajaran. Tiap proses belajar memiliki prinsip-prinsip tertentu. Gunanya adalah agar peserta belajar dapat mengikuti proses belajar sedemikian rupa sehingga mampu mencapai manfaat belajar yang maksimum. Belajar tidak selalu dalam kelas secara terstruktur. Karyawan yang sedang bekerja dan berkomunikasi dengan atasan dan yang setara pun merupakan suatu proses belajar. Sebagai manajer, dia pertama kali harus menjelaskan pada karyawan tentang prinsip-prinsip belajar:
1. Para karyawan belajar bekerja dengan cara mengerjakannya,
2. Para karyawan belajar bekerja untuk apa yang mereka kerjakan dan tidak untuk sesuatu yang lain,
3. Tanpa membaca, kegiatan belajar akan tidak efisien dan cenderung merugikan,
4. Tanpa motivasi tidak ada yang dapat dipelajari sama sekali,
5. Agar kegiatan belajar tercapai secara efektif, semua respon belajar harus segera dikembangkan, tidak diabaikan,
6. Muatan pelajaran yang bermakna menghasilkan kegiatan belajar yang lebih baik dan bertahan lebih lama dan sebaliknya kalau muatan yang kurang bermakna,
7. Agar proses pengalihan belajar tercapai maksimum, setiap respon harus dipelajari dengan cara bagaimana respon itu akan dimanfaatkan,
8. Respon tiap orang akan beragam sesuai dengan bagaimana orang tersebut memandang situasi,
9. Suatu respon individu akan beragam sesuai dengan atmosphir kegiatan belajar.
Lalu apa tugas seorang manajer dalam pembelajaran? Tidak dapatdipungkiri dunia bisnis dalam era global ini dihadapkan pada proses perubahan yang begitu cepat dan rumit. Untuk itu kebutuhan akan perubahan yang dinamis dalam berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan sistem berpikir menjadi hal pokok yang harus dimiliki perusahaan. Dalam konteks organisasi belajar, setiap individu organisasi bisnis harus memiliki komitmen dan kapasitas untuk belajar pada setiap tingkat apapun dalam perusahaannya. Dengan kata lain setiap pekerjaan harus mengandung unsur pembelajaran yang semakin aktif. Sebagai manajer, dia bersama karyawan seharusnya terdorong untuk selalu melakukan kajian dengan menghasilkan gagasan-gagasan baru dan mengkontribusikannya pada perusahaan.
Sikap manajer yang mungkin selama ini begitu toleran terhadap setiap kesalahan karyawan manajer patut diubah. Manajer harus mengambil posisi untuk mencegah terjadinya resiko besar dari suatu kesalahan kerja. Memang suatu ke berhasilan biasanya didasarkan pada kegagalan yang pernah dialaminya. Namun manajer harus mengevaluasi setiap kegagalan dan melakukan evaluasi diri. Fungsi manajer adalah lebih sebagai peneliti dan sekaligus perancang ketimbang hanya sebagai penyelia. Dalam hal ini manajer harus mendorong para karyawan untuk menciptakan gagasan baru, sekecil apapun, dan mengkomunikasikan gagasan-gagasan tersebut ke karyawan lain. Selain itu hendaknya manajer mendorong karyawan untuk mengerti keseluruhan pekerjaan dan permasalahannya, membangun visi kolektif dan bekerja bersama mencapai tujuan perusahaan.
BELAJAR PEMBELAJARAN SEMESTER III PBI
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN AZAS PEMBELAJARAN

Tugas mengajar à Teori-teori & prinsip-prinsip belajar tertentu di bagi menjadi 2 :
0 Rencana Pembelajaran :
Dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran.
0 Pelaksanaan Pembelajaran :
- membantu guru memilih tindakan tyang tepat
- Guru dapat terhindar dari tindakan yang kelihatanya baik tapi tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa
- Guru dapat memilih dan mengembangkan sikap guna menunjang peningkatan proses belajar siswa.
A. Prinsip-prinsip belajar & implikasinya bagi siswa dan guru
Prinsip-prinsip belajar :

1. Perhatian dan motivasi
Perhatian > materi sesuai > Kebutuhan :
1. Macam-macam keb. Maslow ( keb. Fisiologis, rasa aman, dikasihi dan mengasihi, harga diri, keb. Aktualisasi diri )
2. Motivasi > timbul > Sikap Positif dan motivasi
* Motivasi dibedakan dua yaiti :
a. motivasi intrinsik : Tenaga pendorong sesuai dengan perbuatan yang dilakukan.
b. Motivasi eksintrik : Tenaga pendorong yg ada di luar perbuatan yg dilakukanya tetapi menjadi penyertanya.
* Motivasi berdasarkan sifatnya :
a. Motivasi internal
b. Motivasi eksternal
2. Keaktifan
Sesuai psikologi dewasa ini anak adalah :Mahluk Memiliki dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aktif aspirasi sendiri. Belajar tidak dapat dipaksakan dan dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
Jhon Dewey : Belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari diri siswa sendiri.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpanya saja tanpa mengadakan transformasi.
Menurut teori kognitif anak :
sifat aktif ,
konstruktif,
mampu merencanakan sesuatu,
mampu mencari,
menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperlakukan.

3. Keterlibatan langsung / Berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami, belajar tidak dapat dilimpahkan pada orang lain.
Edgar Dale dalam kerucut pengalamnya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dengan belajar secara langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi harus menghayati, terlibat langsung, dalam oerbuatan. Dan bertanggung jawab terhadap hasilnya .
Keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan langsung oleh ;
Jhon Dewey dengan : “learning by doing” belajar sebaiknya melalui perbuatan langsung.
Belajar harus dilakukan siswa : - Secara aktif (fisik& psikis), - Secara individual & kelompok, - Secara pemecahan masalah (problem solving).
‘tugas guru sebagai : pembimbing dan fasilitatir’
Kerucut pengalaman (The Cone Of Experience) menurut Edgar Dale :
1. pengalaman langsung
2. Pengalaman yang diatur
3. Dramatisasi
4. Demonstrasi
5. Darmawisata
6. Pameran
7. Gambar hidup
8. Rekaman, radio, gambar mati
9. Lambang visual
10. lambang verbal

Menurut Edgar dale ; kita dapat belajar dengan mengalaminya secara langsung, dengan melakukanya atau berbuat. Mengamati orang lain melakukanya. Membaca.

4. Pengulangan
Prinsip ini dilakukan oleh siswa dengan kesadaran mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan. Misalnya dengan mengerjakan soal-soal latihan, dll. Prinsip belajar pengulangan ini dikemukakan oleh beberapa ahli Psikologi :

a. Teori Psikologi Daya (Faculty Psychology)

Belajar menurut teori ini adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia, yang terdiri atas daya mengamat, daya menanggap, daya menghayal, daya berfikir, daya merasa, daya mengingat, dsb. Dengan pengulangan daya-daya dtersebut akan berkembang.
Tokohnya Throndike
b. Teori Psikologi Assosiasi atau Koneksinisme
Teori ini berpendapat bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara Stimulus dan Respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.

Pengembangan Teori Koneksionisme
c. Teori Condisioning
- Koneksionisme : belajar adalah pembentukan hubungan Stimulus dan Respons.
- Psikologi kondisionong : respons timbul bukan saja oleh stimulus, tetapi juga karena stimulus yang di kondisikan.
Misalnya : Siswa berbaris masuk kelas karena mendengar bunyi lonceng.
Pengemudi kendaraan berhenti ketika lampu lalu lintas berwarna merah.
Teori Kondisionong ini menyatakan perilaku manusia dapat dikondisikan dan belajar merupakan upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu.
Mengajar adalah membentuk kebiasaan, dengan mengulang-ulang setiap perbuatan akan menjadi suatu kebiasaan, dan pembiasaan tidak perlu oleh stimulus yang sesungguhnya, tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta.

Ketiga teori tersebut menekankan perlunya prinsip pengulangan dalam tujuan yang berbeda.
Teori Psikologi Daya : Untuk melatih daya-daya
Teori koneksionisme / assosiasi : Untuk membentuk respons yang benar
Teori Condisioning : Untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan.
Contoh : dalam pembelajaran masih diperlukan drill atau stereotyping.

5. tantangan
Menurut teori Medan dengan tokohnya : Kurt Lewin bahwa dalam situasi belajar siswa berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu hambatan yaitu mempelajari bahan belajar. Maka timbulah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tsb. Apabila hambatan itu teratasi, tujuan belajar telah tercapai, maka siswa tersebut masuk medan baru dean tujuan baru, demikian seterusnya.
Agar timbul motif, maka bahan belajar haruslah yang menantang dan membuat siswa bergairang untuk mengatasin ya.
Contoh ; CBSA – dimana siswa dihadapkan pada tugas / permasalahan untuk dipecahkan bersama-sama.
Pembelajaran dengan metode experiment, inkuiri, diskoveri, pemberian penguatan positif dan negatif alkan menantang siswa menimbulkan motif belajar.

6. Balikan dan Penguatan
Prinsip ini ditekankan oleh teori belajar Operant Condisioning dengan tokohnya : B.F. Skinner.
Teori Kondisioning : yang diberi kondisi adalah stimulus.
Teori Operant Kondisioning : yang diberi kondisi Respons.
(Kunci teori Operant Condisioming adalah “law of effect” dari Thorndike)
Contoh prinsip balikan : Guru mengembalikan hasil pekerjaan siswa / ulangan.
Contoh penguatan positif : hadiah dan pujian
Contoh penguatan negatif : hukuman, ganjaran.

7. Perbedaan Individual
Tiap-tiap siswa berbeda satu denagn yang lainya, baik dalam kecerdasan , emosi, sikap, sifat, bakat, minat kepribadian.
Perbedaan-perbedaan ini harus diperhatikan guru dalam upaya pembelajaran.
o Sistem klasikal yang dilakukan di sekolah-sekolah kita kurang memperhatikan perbedaan individual siswa.
Pembelajaran diupayakan uintuk mengatasi hambatan perbedaan :
Penggunaan metode atau strategi belajar mengajar berfariasi sehingga perbedaan –perbedaan siswa teratasi.
1. Menggunakan media instruksional
2.Memberikan tambahan pelajaran pengayaan pelajaran bagi siswa yang pandai dan memberikan bimbingan belajar bagi siswa-siswa yang kurang.
3.Pemberian tugas disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa.
4. Tindak pembelajaran menggunakan bahan belajar berbagai bidang disekolah.
5.Proses belajar merupakan suatu respons terhadap segala cara pembelajaran yang diprogramkan guru.
Proses belajar meningkatkan kemampuan kognitif , afektif , dan psikomotor.
Perilaku siswa merupakan hasil proses belajar
Perilaku siswa : - tak dikehendaki dan -dikehendaki diperkuat (pengulangan latihan ,drill/ aplikasi)
Hasil belajar merupakan puncak proses belajar, dapat berupa dampak pengajar dan dampak pengiring.
KBM : tindak mengajar
Peserta Didik
Respons (tindak belajar) : keingintahuan & Kebutuhan.
Pendidik (pembelajaran )
Proses belajar mengajar anak mampu :
- Mengidentifikasi
- Merumuskan masalah
- Mencari dan menemukan fakta
- Menganalisis
- Menafsirkan dan menarik kesimpulan
Thorndike : Keaktifan siswa dalam belajar tampak melalui latihan –latihan (“low of excercise” belajar memerlukan latihan-latihan)
Prinsip keaktifan menunjukan bahwa siswa merupakan manusia belajar aktif selalu ingin tahu
Dalam belajar keaktifan dapat dalam bentuk : membaca, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dsb.
Kegiatan pikir yg susah diamati, misalnya : Khasanah ilmu pengetahuan yg dimiliki dlm memecahkan masalah yg dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yg lain, menyimpulkan hasil percobaan dann kegiatan-kegiatan psikis yang lain.

TEORI-TEORI BELAJAR

1. Teori Koneksionisme
Tokoh : Thorndike
Mengungkapkan : Belajar adalah proses pembentukan assosiasi antara kesan panca indra dengan perbuatan.
Proses belajar berlangsung sesuai dengan :
a. Hukum kesiapan ( low of readness ) . belajar berlangsung secara efektif dan efisien bila peserta didik telah memiliki kesiapan belajar. Hukum ini menjelaskan materi belajar : sesuai dengan kebutuhan belajar dan sesuai dengan cara –cara peserta didik.
b. Hukum Latihan (Law of Excercise) Koneksi antara kondisi (stimulus) dan tindakan dalam belajar akan menjadi lebih kuat dengan adanya latihan penggunaan sesuatu yang dipelajari (law of use), sebaliknya koneksi, kondisi dan tindakan menjadi lemah apabila tanpa latihan (law of use).
c. Hukum efek (law of effec) Kegiatan belajar akan memberikan hasil yang menyenangakan kepada peserta didik (pujian, hadiah) akan cenderung kegiatan belajar itu diulangi dan dikembangkan oleh peserta didik, sebaliknya kegiatan belajar yang memberikan hasil yang tidak menyenangkan (celaan, hukuman) cenderung akan dihentikan atau dihindari peserta didik.
2. Teori Conditioning
Pelopor : Juan Paulov, dikembangkan Watson
Belajar menurut teori ini adalah suatu proses yang disebabkan oleh adanya syarat tertentu, yaitu berupa rangsangan. Pengkondisian (conditioning) dalam bentuk rangsangan dan pembiasaan mereaksi terhadap rangsangan tertentu menimbulkan proses belajar. Skinner mengembangkan teori Operan Conditioning, melalui percobaan burung dan kabat yang dilengkapai pengungkit.
3. Teori Gestalt
Tokoh : Wertheimer
Belajar, peserta didik tidak menangkap bagian-bagian sesuatu gejala, melainkan menerimanya secara keseluruhan,
Penelitian Wertheimer merekomendasikan 5 macam hukum :
Hukum Pragmans: Pengamatan terhadap sesuatu obyek akan dikaitkan dengan sesuatu yg berarti ditinjau dari segi susunan , bentuk, ukuran ataupunwarna.
Hukum Kesamaan (law of similarity) : orang cenderung mengelompokan gejala berdasarkankesamaan bukan perbedaan 2x
Hukum Keterdekatan (law of proximit) : Orang cenderung mengelompokan gejala berdasarkan kedekatanya dibanding dg kerenggangannya.
Hukum Kontinuitas (law of continuitas) : Objek biasanya diamati dg pola atau bentuk dalam totalitas secara keseluruhan.
Hukum Ketertututpan (law of Closure) : dalam pengamatan kecendrungan untuk melengkapi yang kurang sehingga keseluruhanya ditangkap secara utuh.
4. Teori Medan
Oleh : Kurt Lewin
Belajar berarti orang itu berada dalam medan psikologis, dimana ia menghadapi hambatan-hambatan atau tantangan yang berupa bahan pelajaran.
Belajar banyak dipengaruhi lingkungan.
Tiga fase identifikasi perubahan tingjkah laku :
- Tujuan fase pencairan :
Untuk memotifasi seseorang atau kelompok agar siap mengadakan perubahan.
- Upaya pengubahan :
Terjadi apabila seseorang telah termotivasi untuk berubah sehingga ia cenderung untuk menerima pola-pola tingkah laku yang baru.
- Pemantapan : Proses pengintegrasian tentang hal baru yg telah dipelajari oleh seseorang kedalam kepribadiananya.
Beberapa prinsip belajar berdasarkan konsep dan aliran pembelajaran dikemukekan :
1. Konsep J. Piaget
Ada 4 tahapan perkembangan kognitif pada individu :
- Sensori motorik : gerakan –gerakan sensori
- Praoperasional : sebelum individu belajar melalui hal-hal yg berkaitan atau yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.
- Operasional konkrit : dikembangkan melalui tindakan langsung (directiont)
- Operasionalformal/ proposional : tahap perkembangan kognitif ini akan tercapai jika tahap operasional konkrit telah tercapai.
2. Konsep Aliran Tingkah laku
Belajar sebagi suatu pola hubungan stimulus dan respon
Menurut Thorndike, belajar merupakan kegiatan mencaba dan salah (trial &error)
Hasil penelitianya menghasilkan 3 hukum :
Hukum kesopanan, Hukum Latihan, Hukum Efek.
Thorndike : Proses belajar behavioristik mengandung 3 unsur : Stimulus, rangsangan, respon.
3. Aliran Humanis
Menekankan pentingnya sasaran kognitif dan afektif pd. Peserta didik serta kondisi lingkungan sekitarnya.
4. Teori Andra gogi
Dari “andr” dan “agagos” bhs yunani artinya orang dewasa dan membimbing.
Knowles mendifinisikan sebagai seni dan ilmu dalam membantu peserta didik (orang dewasa) untuk belajar. Berbeda dengan Paedagogogi Yg dapat diartikan sebagai seni dan ilmyu untuk mrngajar anak-anak.
Dapat dikatakan Orang Dewasa Dapat dilihat dari segi :
Segi biologis : mampu melakukan reproduksi
Segi sosial : mampu melakukan peran sosial
Segi Psikologis ; bertanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yg diambil.
Darkenwald dan Meriam memandang bahwa seseorang disebut dewasa apabila ia telah melewati masa pendidikan dasar dan telah termasuk usia kerja yakni 16 thun.
Orang dewasa : orang yang telah memiliki kematangan fungsi-fungsi reproduksi (biologis), sosial dan psikologis.
Peserda didik harus mampu membantu peserta didik untuk terlibat :
a. Mengidentifikasi kebutuhan belajarnya.
b. Merumuskan tujuan belajarnya.
c. Ikut serta memikul tanggung jawab dlm perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar
d. Berpartisipasi dalm mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar.
Asumsi-asumsi yang menjadi landasan dalam teori andragogi :
1) Orang Dewasa mempunyai konsep diri
2) Orang dewasa mempunyai akumulasi pengalaman.
Implikasi : mereka dilibatkan untuk berperan sebagai masa sambel, pengenalan konsep-konsep baru akan lebih tepat bila berdasar pada pengalaman-pengalaman.
3) Oranng dewasa mempunyai kesiapan untuk belajar

Implikasi praktis dalam poses pembelajaran :
- Urutan program pembelajaran perlu disusun berdasarkan urutan tugas perkembangan untuk melaksanakan peranannya.bukan berdasarkan urutan logis mata pelajaran.
- Penyesuaian materi dan kegiatan belajar dengan kebutuhan belajar yg relevan dengan tugas perkembangan peranan orang dewasa perlu diutamakan.
4) Orang dewasa berharap segera menerapkan perolehan belajarnya.
Implikasinya :
- Program pembelajaran perlu berorientasi pada pemecahan masalah bagi kehidupan dewasa.
- Pengalaman belajar harus dirancang berdasakan masalah yang dihadapi oleh orang dewasa dalam kehidupanya, yang menyangkut pekerjaan, peranan sosial, dsb.
5) orang dewasa memiliki kemampuan uintuk belajar

5. Aliran reformasi sosial
Oleh : Jllich dan Joulo freire
Keduanya menjunjung tinggi harkat manusia secara individual dan hasrat membebaskan manusia dari lingkungan yang mengeksploitasinya.

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Adalah setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sedangkan kegiatan pembelajaran dilakukan oleh pendidik /guru.

STRATEGI KEGIATAN PEMBELAJARAN
Arti sempit : strategi pembelajaran sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Arti luas : Strategi belajar sebagai penetap semua aspek yang berkaitan denagn pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk didalamnya adalah perencanaan, pelaksanaan, dan penlaian terhadap proses hasil dan pengaruh kegiatan pembelajaran.

TUJUAN BELAJAR
Mengembangkan kemampuan-kemampuan yang adad pada peserta didik
a) Kognitif ( Simon Bloom) taksonomi bloom
- Pengetahuan/ ingatan
- Pemahaman /pengertian
- Aplikasi / penerapan
- Sintesa / penggabungan
- Analisa / analisis
- Penilaian / evaluasi
b) Afektif (Simon bloom & Kretch Wohl)
- penerimaan
- partisipasi
- penilaian dan penentuan sikap
- organisasi
- pembentukan pola hidup
c) Psikomotorik (Simphon)
- persepsi
- kesiapan
- gerakan terbimbing
- gerakan terbiasa
- gerakan kompleks
- penyesuaian pola gerakan
- kreatifitas

0 komentar: